Daerah

Jam'iyyatul Qurra wal Huffazh, dari NU untuk Al-Qur'an

NU Online  ·  Senin, 15 Oktober 2018 | 15:00 WIB

Jam'iyyatul Qurra wal Huffazh, dari NU untuk Al-Qur'an

KH Cecep Abdullah Syahid

Bekasi, NU Online 
Pengurus Pimpinan Jam'iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQH NU) Kota Bekasi dilantik Ketua Pimpinan WiIayah JQHNU Jawa Barat KH Cecep Abdullah Syahid di Ruang Multazam, Islamic Centre KH Noer Ali Bekasi, Jawa Barat, pada Ahad (14/10). 

Pada kesempatan itu, Kiai Cecep menerangkan sejarah organisasi para pembaca dan penghafal Qur’an diinisiasi para kiai NU. Dikatakan, JQH NU berdiri saat KH Abdul Wahid Hasyim menjabat menteri agama pada 1950 bertepatan dengan 17 Ramadhan 1370 Hijriah. Dengan demikian, JQH dari NU untuk Al-Qur'an.  

"Di antara tokoh awal JQHNU itu adalah KH Abu Bakar Aceh, KH Nazaruddin Latif, dan KH Wahab Hasbullah," jelas Kiai Cecep.

Kelahirannya juga dilatarbelakangi karena banyak organisasi qurra dan huffazh di berbagai daerah, yakni Jam'iyyatul Huffazh di Kudus, Nahdlatul Qurra' di Jombang, Wihdatul Qurra' di Sulawesi Selatan, Persatuan Pelajar Ilmu Qira'atul Qur'an di Banjarmasin, Madrasatul Qur'an di Palembang, dan Jam'iyyatul Qurra di Medan.

“Maka agar organisasi kedaerahan tersebut terkoordinir dengan baik, maka dibentuklah JQH NU,” kata Kiai Cecep. 

Sosok yang dipercayai untuk menjadi nakhoda JQH NU Kota Bekasi adalah KH Samhudi Abdul Gani. (Aru Elgete/Abdullah Alawi)