Daerah

Jamu Taqwa Sidoarjo Kenalkan Kesenian Tradisional ke Pesantren

Jum, 30 September 2016 | 08:00 WIB

Sidoarjo, NU Online
Upaya menarik atau mengenalkan kepada pemuda tentang torekot, pemuda Jama'ah Mujahadah Thoriqoh Qodiriyah wan Naqsabandiyah (Jamu Taqwa) Kabupaten Sidoarjo mengajarkan kesenian musik yang diberinama "Pencak seni Jamu Taqwa" kepada puluhan santri pondok pesantren Roudlotul Ulum Pilang Wonoayu Sidoarjo.

Ketua Pemuda Jamu Taqwa Sidoarjo, M Husain Al-Ghozi mengatakan, kesenian pencak seni Jamu Taqwa yang menggunakan alat musik seperti ketipung, jidor, saron, kempul, gong dan tamborin ini merupakan paduan antara seni musik dengan beladiri. Pihaknya mengajarkan kesenian tersebut agar para pemuda bisa lebih dekat mengenal Jamu Taqwa.

Husain mengaku, kesenian merupakan warisan para pendahulu yang mampu menarik masyarakat untuk bisa mengenal lebih dekat tentang apa yang disampaikan. Ia mencontohkan, semasa itu, Sunan Kalijaga mengajak kepada masyarakat untuk melakukan kebaikan juga dengan kesenian wayang.

"Melalui metode yang diajarkan oleh Sunan Kalijaga yang terbukti efektif dan bisa menarik perhatian dan minat masyarakat, oleh karena itu kami mencoba menggunakan metode tersebut untuk mengenalkan kepada para pemuda dan generasi penerus bangsa agar lebih mengenal Jamu Taqwa," kata Husain disela-sela latihan pencak seni Jamu Taqwa di pesantren Roudlotul Ulum Pilang Wonoayu Sidoarjo, Kamis (29/9) malam.

Menurutnya, kesenin tradisional perlu dilestarikan dan dikenalkan kepada generasi bangsa. Mengingat, saat ini perkembangan teknologi begitu pesat dan munculnya gadget yang semakin hari tidak pernah ubahnya menampilkan berbagai macam keunggulannya, sehingga banyak anak-anak yang belum banyak mengetahui bahkan mengenal kesenian tradisional.

Kesenian musik pencak seni Jamu Taqwa Sidoarjo membentuk pandangan kepada pemuda agar mengolah hati di Jamu Taqwa yang dikemas anak muda, serta memberitahukan kepada para pemuda bahwa Jamu Taqwa tidak hanya didominasi oleh lansia saja.

Husian berharap, ke depan Jamu Taqwa bisa diterima seluruh lapisan masyarakat, karena Jamu Taqwa adalah pembenahan hati dalam kehidupan sehari-hari yang bisa menjadi obat hati.

"Di Jamu Taqwa sendiri, kita membenahi hati untuk membela NKRI yang menggunakan ediologi Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang telah diajarkan oleh pendiri Nahdlatul Ulama. Jamu Tawqa juga menjadi benteng arus yang menyerang kaum atau generasi bangsa baik serangan melalui media sosial atau kenakalan remaja," ujarnya. (Moh Kholidun/Fathoni)