Daerah

Jangan Keliru Pilih Lembaga, Bahaya

NU Online  ·  Kamis, 2 Mei 2019 | 14:30 WIB

Jangan Keliru Pilih Lembaga, Bahaya

Ustadz Ahmad Timaruddin (sebelah kanan)

Lumajang, NU Online
Mengarahkan pendidikan anak begitu penting sepenting pendidikan itu sendiri. Sebab jika keliru arah, bukan tidak mungkin kepandaian anak bukan menyejukkan hati orang tua, tapi bisa menjadi malapetaka.

Demikian disampaikan oleh Ketua MWCNU Jatiroto, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Ustadz Ahmad Timaruddin saat memberikan tausiyah dalam Gebyar Pentas Seni dalam Rangka Perpisahan Siswa Kelas 9 SMP Islam Maarif NU, Desa/Kecamatan Jatiroto, Lumajang, Rabu (1/5).

Menurut Ustadz Timar, saat ini banyak bermunculan lembaga pendidikan  berlebel Islam, bahkan dinamai dengan nama-nama ulama kesohor. Padahal tak sedikit juga yang pendidikannya bertentangan dengan paham Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja).

“Itu harus kita paham betul. Jangan sampai anak kita salah masuk (di lembaga itu),” tukasnya.

Apa yang disampaikan Ustad Timar, bukan isapan jempol semata. Ia lalu bercerita tentang ‘nasib’ seorang ayah yang ingin anaknya pintar dan alim, tapi akhirnya menjadi musuh orang tuanya. Sebab, lembaga yang dipilih ternyata  keliru. Sering terjadi, anaknya disekolahkan, bahkan dimondokkan di lembaga tertentu. Setelah lulus, ternyata si anak menolak bersalaman dengan orang tuanya sendiri. Alasannya haram bersalaman dengan orang yang bukan ‘seaqidah’ walaupun dia ayahnya sendiri.

“Kalaupun terpaksa  salaman dia pakai sarung tangan. Na’udzubillah, kalau punya anak seperti itu,” lanjutnya.

Oleh karena itu, alumnus Pondok Pesantren Genggong, Probolinggo itu meminta para orang tua untuk hati-hati dan jeli dalam memilih lembaga bagi anaknya. Itu tak lain demi memberikan pendidikan yang benar buat mereka. Ia lalu menyitir wejangan  KH Abdul Hamid, Pasuruan yang intinya mewanti-wanti para orang tua agar dapat menjaga aqidah anaknya. Jangan sampai anak-anak dididik di lembaga yang buka Aswaja.

“Kalau lembaga Maarif  sudah betul, atau pesantren-pesantren yang sudah terkenal NU-nya. Sekarang banyak sekali pesantren memiliki lembaga formal yang hebat dan berprestasi bahkan melebihi sekolah umum nom pesantren,” urainya. (Aryudi AR)