Daerah

Jelang Puasa Pesantren Al-Hikam Kirim Santri ke Daerah Terluar Indonesia

Rab, 24 Mei 2017 | 03:43 WIB

Jelang Puasa Pesantren Al-Hikam Kirim Santri ke Daerah Terluar Indonesia

ilustrasi: walisongo online

Depok, NU Online
Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, Pesantren Al-Hikam, Kukusan, Beji Depok mengirimkan para santrinya yang penghafal Al-Qur'an 30 juz ke berbagai daerah terluar Indonesia. 

Hal itu disampaikan oleh Kepala Pesantren Al-Hikam II, Ust Yusron Shidqi. Sebanyak 21 orang ditunjuk untuk mengabdikan diri pada masyarakat akan disebar di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3D) Indonesia. 

"Kita mengirimkan santri ke daerah terluar atau kategori 3D. Mereka mengikuti  program Mengabdi pada Negeri atau Program Santri Berbakti (Prosakti). Selama ini, mereka dididik menjadi seorang guru yang hafal dan paham tentang  Al-Qur'an. Mereka diminta untuk mengabdikan diri dan menyampaikan ilmunya pada masyarakat," ujarnya di acara pelepasan santri untuk Prosakti. Pesantren Al-Hikam, Beji, Selasa (23/6).

Yusron mengungkapkan tujuan dari kegiatan tersebut salah satunya adalah menginternalisasi nilai Al-Quran di masyarakat mulai dari tilawah atau membaca, penghayatan dan pemaknaan Al-Qur'an di daerah kategori 3 D. Menurutnya, kegiatan itu  sebagai syarat menyelesaikan tugas akhir sebelum mereka diwisuda. 

Ia menambahkan, harapannya utama agar santri setelah mengabdi merasa dirinya penting bagi bangsa ini yang masih banyak membutuhkan pengabdian baik Al-Qur'an maupun sosial. 

"Mereka  hidup bukan untuk main-main dan setelah  kuliah mencari kerja. tapi, prihatin juga dengan kondisi bangsa sehingga mampu berjuang untuk bangsa dan agama. Biasanya, setelah kuliah yang ada adalah berpikir bisa kerja di mana. Tapi, di sini kita tanamkan untuk orang yang berani berjuang, mengembangkan potensi untuk agama dan bangsa," paparnya. 

Sementara itu, Direktur Kulliyatul Qur'an Al-Hikam II Arif Zamhari mengungkapkan bahwa pengiriman para hafidz Al-Qur'an hampir di semua propinsi kategori daerah 3D yang meliputi Natuna, Merauke, Donggala, Jeneponto dan lainnya. Menurutnya, program ini jelas memperkuat kebhinnekaan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. 

"Tugas mereka itu adalah mengajar dan membasmi buta huruf Al-Qur'an," paparnya. 
Dikatakannya, program ini sangat komprehensif karena para santri mengajarkan agama dan karakter pada masyarakat. Dirinya berharap, bila mendapatkan dukungan dari pemerintah maka cakupannya lebih luas lagi. 

"Kalau mendapatkan dukungan dari pemerintah tentu akan lebih baik dan luas cakupannya di berbagai titik," ujarnya. 

Dalam acara pelepasan santri diadakan khataman kitab Al-Hikam sebagai bekal santri. Setelah shalat magrib doa bersama untuk KH Hasyim Muzadi dan pesan dari pesantren sekaligus doa oleh seluruh santri Alhikam. (Aan Humaidi/Mukafi Niam)Â