Daerah

Jelang Ramadhan, Santri TPQ Turut Ziarahi Makam KH M Hasyim Asy'ari dan Gus Dur

Ahad, 10 Maret 2024 | 15:00 WIB

Jelang Ramadhan, Santri TPQ Turut Ziarahi Makam KH M Hasyim Asy'ari dan Gus Dur

Peziarah di makam Gus Dur, Jombang Jawa Timur (Foto: Syarif Abdurrahman)

Jombang, NU Online
Kompleks Makam Gus Dur di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur ramai dikunjungi oleh masyarakat jelang Ramadhan 1445 H.

 

Pantauan di lokasi, sejumlah rombongan secara bergantian memasuki area malam Gus Dur. Mereka terdiri dari jamaah pengajian, santri, hingga rombongan masyarakat suatu desa, satu Rukun Tetangga (RT) atau Rukun Warga (RW).

 

Salah satu rombongan peziarah yaitu santri dari Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) Al-Muhibbin Betek, Mojoagung, Jombang pimpinan Ustadz Risalatul Aminin.


Menurut Risalatul, kegiatan ziarah ini merupakan tradisi tahunan yang dilakukannya sejak masih di pesantren hingga pulang ke rumah. Kali ini, ia mengajak santrinya ziarah makam tokoh-tokoh Jombang seperti KH M Hasyim Asy'ari, KH Wahid Hasyim, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH A Wahab Hasbullah, KH Bisri Denanyar, Sayid Sulaiman dan lain sebagainya.


"Sejak dulu, waktu di pesantren, guru saya KH M Djamaluddin Ahmad mengajarkan tradisi ziarah sebelum bulan Ramadhan. Sekarang saya mengajarkan ke anak-anak," jelasnya ke NU Online, Sabtu (9/3/2024).

 

Risalatul menambahkan, tujuannya melakukan ziarah yaitu mengajarkan kepada anak-anak untuk selalu berdoa kepada Allah, mengajarkan untuk mendoakan orang tua, dan mempelajari sejarah tokoh-tokoh Islam di Jombang.

 

Jombang, katanya, memiliki begitu banyak tokoh besar yang memiliki sumbangsih kepada bangsa dan negara. Menceritakan kisah KH Hasyim Asy'ari dan KH Abdurrahman Wahid setidaknya dapat memotivasi anak-anak menjadi orang besar dan giat belajar.

 

"Rata-rata murid kita ini masih anak-anak, kita berharap mereka idola tokoh nasional asal Jombang. Kalau sejak kecil dijelaskan, nanti akan ingat sampai dewasa," imbuhnya.

 

Alumnus Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas ini mengatakan, ia tidak heran ketika menjelang Ramadhan banyak berziarah ke makam Gus Dur. Dikarenakan dalam keyakinan orang Jawa, bulan Sya'ban juga disebut bulan ruwah.

 

Selain ke makam Gus Dur, rombongan ziarah juga ke museum Islam Indonesia yang tidak jauh dari area parkir makam Gus Dur.

 

"Di Jawa ada istilah ruwahan, berasal dari bahasa Arab, yaitu arwah yang memiliki makna roh, nyawa, atau jiwa. Tradisi ini dilaksanakan setahun sekali menjelang datangnya bulan Ramadhan," katanya.

 

Sementara itu, Jziaan Bayzouroh asal Mojokerto membawa murid madrasah ibtidaiyahnya ziarah ke makam Gus Dur. Ziarah ini diikuti oleh Dewan guru beserta pimpinan madrasah.

 

Jziaan melakukan tradisi ziarah sebelum Ramadhan karena ingin mengajarkan kepada murid-muridnya bahwa setiap perjalanan ada akhirnya, begitu pun dengan hidup. Oleh karenanya sebelum wafat harus melakukan hal baik sebagai persiapan.

 

"Kita ingin mengajarkan kepada anak-anak bahwa hidup ada akhirnya, setelah wafat amal dan karya kita selanjutnya menentukan nasib kita. Seperti KH Hasyim Asy'ari, yang dikenal banyak orang karena jasanya. Ini untuk motivasi anak," tandasnya.