Daerah

Jilbab Tidak untuk Membatasi Aktivitas

NU Online  ·  Sabtu, 8 Maret 2014 | 10:01 WIB

Purworejo, NU Online
Kewajiban untuk berjilbab bagi perempuan bukanlah halangan untuk tetap beraktivitas seperti perempuan lain pada umumnya. Karena pada hakikatnya berjilbab diperintahkan untuk menjaga kehormatan perempuan, bukan untuk membatasi gerak dan akivitas.
<>
Hal itu disampaikan Rr Nurul Qomariah SSos, pemateri dialog publik yang digelar Korp PMII Putri (Korpri) Komisariat An-Nawawi, Jumat (7/3), di Gedung NU Berjan Gebang Purworejo, Jawa Tengah. Diskusi bertajuk “Lautan Jilbab untuk Wanita Beradab” tersebut diikuti oleh sertusan peserta dari Korpri Komisariat STAINU An-Nawawi dan Ahmad Dahlan.

"Ada berbagai hal yang melatari kaum perempuan mengenakan jilbab. Pertama karena kesadaran menunaikan perintah agama; ada pula yang berjilbab lantaran tuntutan aktivitas misalnya bagi yang kuliah di kampus agama atau sekolah agama namun; ada pula karena mode," tandasnya.

Itu merupakan pilihan dan keutuhan bagi para perempuan. Namun apapun alasannya jilbab bagi perempuan hukumnya wajib sebagai sarana untuk menutupi aurat. "Meskipun begitu, jangan sampai jilbab menjadi alasan untuk tidak beraktivitas," katanya. 

Lebih lanjut, aktifis perempuan Purworejo ini menyatakan keprihatinannya terhadap pola berpakain anak-anak muda zaman sekarang. Akhir-akhir ini ia banyak menjumpai anak-anak muda yang berjilbab lantaran keterpaksaan atau karena mode.

"Maka kini marak sekali orang memakai jilbab namun perilakunya tidak mencerminkan seorang yang berjilbab. Atau orang berjibab namun pakaian lainnya terlalu ketat sehingga hakikatnya justru auratnya tidak tertutup," tambahnya.

Selain itu ia juga berpesan, agar generasi muda khususnya kaum perempuan untuk terus belajar dan berjuang menyamakan hak-hak perempuan agar tidak kalah dengan laki-laki. Menurutnya, kesetaraan gender yang selama ini digembar-gemborkan oleh para aktivis perempuan belum sepenuhnya berhasil.

"Itu karena kadang kita memang tidak mempersiapkan diri bersaing dengan kaum lelaki. Secara fisik boleh kalah, namun ada hal-hal yang kita lebih dibandingkan dengan mereka. Untuk itu potensi yang kita miliki seharusnya kita maksimalkan betul supaya kita tidak terlalu ketinggalan jauh dengan kaum laki-laki," katanya.

Sementara itu, ketua panitia dialog publik Anis Choiriyah mengatakn, dialog ini digelar guna memotivasi para mahasiswa perempuan agar memiliki kesadaran tentang kesetaraan gender. Menurutnya, selama ini kesadaran itu sudah ada, namun belum realisasinya masih kurang.

"Meskipun kami berjilbab, namun itu bukanlah halangan untuk tetap memperjuangkan hak-hak perempuan. Maka dalam diskusi ini kami menghadirkan Rr Nurul Qomariah SSos untuk memberikan motivasi kepada para aktivis perempuan yang teragabung dalam organisasi Korpri ini," tandasnya. (Lukman Hakim/Mahbib)