Daerah LIGA SANTRI 2018

Juara Bertahan LSN 2017 Cukur MIA FC Tulungagung 11-0

Rab, 5 September 2018 | 19:00 WIB

Tulungagung, NU Online
Pertandingan perdana Liga Santri Nusantara Jawa Timur 1 diwarnai permainan yang cukup dramatis. Bermain di kandang sendiri stadion Rejoagung Tulungagung, Rabu sore (5/9) MIA FC dari pesantren Ma’hadul Ilmi Wal Amal harus mengakui kekuatan tim tamu dari Ponorogo, Darul Huda Mayak. MIA FC dibungkam Darul Huda dengan skor 0-11.

Sejak peluit pertama pertandingan, Darul Huda memang menunjukkan dominasinya. Mereka bermain dengan penuh stamina. Darul Huda yang merupakan juara Nasional LSN 2017 lalu memiliki kans yang cukup kuat baik dalam strategi mencuri bola maupun dalam penyerangan.

Pada babak pertama, 8 gol secara bertubi-tubi diciptakan Darul Huda ke gawang pertahanan MIA FC. Dan 3 gol tambahan berhasil mereka tembakkan kembali pada babak kedua. 

Bagi MIA FC, walaupun bermain di depan supporter fanatiknya, mereka belum mampu mengimbangi permainan tim tamu. Alhasil hingga peluit akhir dibunyikan wasit, tak satu pun gol berhasil mereka diciptakan. 

Walaupun harus pulang lebih awal, tapi anak asuh pelatih M Asik itu tidak berkecil hati. Setidaknya mereka sudah berusaha maksimal dalam menjamu tim tamu.

Panitia pelaksana Khotamil Anam sangat yakin dan optimis dapat mempertahankan predikat sebagai region terbaik se-Indonesia. Apalagi juara nasional LSN 2017 berasal dari Jawa Timur 1.

“Siapa pun nanti yang menjadi pemenang di region Jawa Timur 1, kami optimis bisa mengulangi lagi kesuksesan di seri nasional yang akan digelar di Solo,” katanya.

Masih kata Gus Anam, region Jawa Timur 1 merupakan salah satu region yang banyak diikuti oleh pesantren-pesantren besar. Selain itu, Eks Karesidean Kediri dan Madiun adalah salah satu daerah penghasil pemain sepak bola. 

“Jadi, ini yang menarik dari Jawa Timur 1,” tandasnya. 

Seperti diketahui, 32 tim pesantren asal Karesidenan Madiun dan Kediri ikut berpartisipasi dalam kompetisi Liga Santri Nusantara Region Jatim 1 yang digelar di Tulungagung, mulai Rabu hingga Sabtu, 5-8 September 2018. Para peserta sepakat bermain dengan penuh sportifitas dan fair play.

 “Di Tulungagung ini kami menyiapkan delapan lapangan. LSN diikuti 32 tim pesantren dengan menggunakan sistem gugur, sama seperti yang dulu pernah kami laksanakan di Ponorogo,” ucap Koordinator region Habib Mustofa (Gus Toev).

LSN yang digelar di kota Marmer ini, lanjut Gus Toev mengusung spirit silaturrahmi antar pesantren. Penutupan kompetisi bakal diwarnai dengan sejumlah acara, diantaranya Halaqah Pondok Pesantren se-Eks Karesidenan Madiun dan Kediri dan Konferensi Cabang IPNU-IPPNU Tulungagung ke- 23.

“Rencananya pada partai final akan dihadiri langsung oleh Ketua PP RMI Gus Rozin dan Koordinator Gerakan Ayo Mondok KH Luqman Haris,” imbuhnya. (Zaenal Faizin/Abdullah Alawi)