Daerah

Kaderisasi Menyatukan Komando dan Semangat dalam Berjamiyah

Sab, 6 Juli 2019 | 00:00 WIB

Bondowoso, NU Online
Hakikat kaderisasi yang diselenggarakan di Nahdlatul Ulama adalah sesuai dengan cita-cita para pendiri atau muassis jamiyah. Salah satunya adalah membangun kesamaan pikiran di antara sesama warga, khususnya para kader. Demikian pula komando dan semangat dalam berkhidmah kepada jamiyah.

Penegasan ini disampaikan Koordinator Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) Bondowoso, Jawa Timur, KH Mas'ud.  

Menurutnya, salah satu manfaat kaderisasi dalam hal ini PKPNU adalah membangun kesamaan pikiran di antara sesama warga, khususnya para kader. “Kemudian juga yang kedua, menyatukan atau menyamakan amaliah. Bahwa amaliah kita sesuai dengan ketentuan dalam jamiyah Nahdlatul Ulama,” katanya, Jumat (5/7). 

Dalam bidang fiqih, madzhab kita jelas, juga tasawuf juga jelas, termasuk akidah, syariah dan seterusnya, "Karena itu, di PKPNU semua dalam satu persepsi," katanya.

Lebih lanjut, Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bondowoso tersebut menjelaskan tentang perilaku dalam keseharian. "Kalau ada orang mengaku sebagai orang NU, tapi amaliah dan pikirannya tidak sama, maka itu bukan NU," katanya di hadapan peserta.

Dalam pandangannya, PKPNU yang sudah dilakukan juga menyatukan harakah atau gerakan, sehingga terjadi kesatuan komando antara yang diputuskan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) hingga jajaran paling bawah.

"Dalam praktiknya, seluruh keputusan PBNU dapat dilanjutkan dan dilaksanakan oleh pengurus  di bawahnya ketika mengaku sebagai warga Nahdlatul Ulama," jelasnya.

Oleh sebab itu, pikiran para kader dan jamaah harus sama, demikian pula amaliah, kemudian harakah. “Termasuk harus sama dalam hal ghirah atau semangat,” tegasnya.

Kepada peserta PKPNU, dirinya berharap kepada seluruh peserta agar kegiatan bisa diikuti dari awal sampai akhir. Demikian pula, peserta akan dikembalikan kepada lembaga setempat setelah kegiatan selesai.

PKPNU angkatan keempat ini diselenggarakan Pengurus Cabang (PC) Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Kabupaten Bondowoso.

Kegiatan diikuti 80 peserta dari berbagai tingkatan dari Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU), lembaga, badan otonom dan pesantren yang ada di kota tape tersebut.

Agenda yang digelar selama tiga hari, dimulai Jumat sampai Ahad (5-7/7) yang dipusatkan di Pesantren Pelajar Islam Nurul Burhan, Badean.

Sebelumnya, KH Mas'Ud Ali mengemukakan, angkatan pertama PKPNU dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurut Tholabah, kemudian kedua dan ketiga digelar di Pondok Pesantren Darul Falah Cermee.

Dirinya mengemukakan bahwa sejak seluruh kegiatan Nahdlatul Ulama harus dipusatkan di pesantren. “Agar para kader tahu tentang sejarah lahirnya pondok dan lahirnya Nahdlatul Ulama dilahirkan oleh tokoh atau pengasuh pesantren,” jelasnya.

Ketua PC LTNNU Bondowoso Andiono Putra mengatakan, dengan terselenggaranya PKPNU nantinya akan lahir generasi muda NU yang bisa totalitas berkhidmah kepada NU.

"Misalnya, kader PKPNU menghidupkan lembaga yang ada di MWCNU, serta menggelar PKPNU di lokasi masing-masing,” harapnya. Hal itu berbeda dengan kota dan kabupaten lain yang bisa melaksanakan hingga puluhan kali, lanjutnya.

Pengasuh Pesantren Nurul Burhan, KH Imam Barmawi Burhan merasa bersyukur dan gembira karena ditetapkan sebagai tuan rumah. “Ketika panitia datang meminta izin untuk mengadakan kegiatan ini, saya ucapkan marhaban, silakan ditempati,” tandasnya. (Ade Nurwahyudi/Ibnu Nawawi)