Daerah KONFERWIL IPNU JATIM 2018

Kadis Pendidikan Jatim Ingatkan Pesan Hadratussyeikh

Kam, 2 Agustus 2018 | 05:30 WIB

Kadis Pendidikan Jatim Ingatkan Pesan Hadratussyeikh

Saiful Rachman di hadapan insan media.

Banyuwangi, NU Online
Sebagai generasi penerus bangsa, pelajar Jawa Timur mendapatkan pesan khusus dari Kepala Dinas Pendidikan Jatim Saiful Rachman. Yakni senantiasa memahami perbedaan sebagai sebuah keniscayaan dengan tetap menjaga persatuan bangsa.

“Pelajar Jawa Timur harus terus menggelolaran semangat persatuan dan kesatuan dalam aneka ragam perbedaan di negeri ini,” kata Saiful Rachman saat menjadi inspektur upacara Apel Pelajar se-Jawa Timur di lapangan Maron Genteng Banyuwangi, Kamis (2/8).

“Indonesia merupakan bangsa yang besar, terdiri dari berbagai macam suku, bangsa dan agama,” katanya. Perbedaan keragaman suku bangsa dan budaya, perbedaan agama dan aneka aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, perbedaan ras dan warna kulit, serta bermacam golongan dan kelompok yang berbeda. Namun itu semua tidak menjadi penghalang bagi bangsa ini untuk membentuk NKRI dalam satu kesatuan wilayah yang membentang dari Sabang sampai Merauke, lanjutnya.

Maka dari itu perlu kesadaran untuk mengedepankan nilai persatuan dan kesatuan di atas segala bentuk perbedaan dalam komponen bangsa. “Kesadaran persatuan dan kesatuan yang dibalut dalam semboyan Binneka Tunggal Ika,” tegasnya.

Dalam amanatnya, Saiful Rachman mengatakan dalam sumpah palapa Patih Gajah Mada, tersirat dalam nuansa kebangkitan nasional 20 mei 1908. “Tersurat dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan terwujud dalam sebuah pernyataan Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia 17 Agustus 1945,” jelasnya.

Bahkan pada kesempatan tersebut, Saiful menyinggung pendiri Nahdlatul Ulama yakni Hadratussyeikh KH Hasyim Asy’ari menyatakan hubbul wathan minal iman bahwa cinta tanah air sebagian dari iman. “Maka dari itu kita wajib hukumnya mencintai tanah air, menjaga kehormatan dan keutuhan,” katanya.

Persatuan dan kesatuan bangsa jangan dibiarkan terkikis oleh perjalanan zaman. Dirinya mengingatkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta derasnya arus globalisasi memunculkan berbagai ancaman. Termasuk tantangan, hambatan dan gangguan terhadap kelangsungan hidup bernegara.

Sebagai pelajar dan generasi muda pasti akan menerima tongkat estafet untuk kelangsungan hidup bangsa dan negara ini. “Pelajar memiliki peran penting dalam menjaga amanat para leluhur dan pejuang bangsa ini dalam berbagai perubahan zaman,” pungkasnya. (Rof Maulana/Ibnu Nawawi)