Daerah

Ke Ciganjur, Ansor Dawe Kudus Undang Nyai Sinta di Acara Buka Bersama

Kam, 27 Februari 2020 | 14:00 WIB

Ke Ciganjur, Ansor Dawe Kudus Undang Nyai Sinta di Acara Buka Bersama

PAC Dawe Kudus silaturahim ke Ciganjur, Jaksel (Foto: NU Online/M Farid)

Kudus, NU Online
Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Dawe, Kudus, Jawa Tengah secara khusus mengundang Ny Hj Sinta Wahid di acara buka puasa bersama di Kudus pada Ramadhan 1441 Hijriyah.
 
Hal itu disampaikan, saat rombongan jajaran PAC Ansor Dawe bersilaturahim ke kediaman istri mendiang KH Abdurrahman Wahid di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (26/2) kemarin.

Ketua PAC GP Ansor Saifuddin mengatakan, agenda sowan tersebut sekaligus membicarakan konsep acara dan serba-serbi lainnya. Terutama terkait tata cara penyambutan dan pengamanan dalam kunjungan Bu Sinta ke Kudus nantinya.
 
"Terkait tanggal dan waktu pelaksanaan masih diatur ulang oleh pihak Yayasan Puan Amal Hayati, kami selaku panitia lokal di Kudus hanya fokus pada persiapan," ujarnya kepada NU Online, Kamis (27/2).
 
Dikatakan, istri Presiden ke-4 Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid tersebut juga memberikan pengarahan dan nasihat. Di antaranya, semua panitia lokal yang mengagendakan buka atau sahur bersama harus berorientasi pada keagamaan dan kemanusiaan.
 
"Tidak boleh dicampuri dengan kepentingan pribadi atau kelompok, apalagi yang menyangkut politik praktis," ujar Nyai Sinta Nuriyah.
 
Disampaikan, berdasarkan data Yayasan Puan Amal Hayati, ada sebanyak 169 permintaan di 29 daerah yang masuk ke panitia. Namun tidak semua bisa disetujui sebab ada kriteria tertentu.
 
"Saya tidak ingin kedatangan saya itu hanya sekadar agenda seremonial. Tetapi setelah itu akan ada dampak apa, ada kemajuan apa. Harus ada perubahan setelah saya datang ke daerah itu," pesan Nyai Sinta.
 
Ia juga mencontohkan daerah-daerah yang pernah ia kunjungi dan membawa perubahan besar. Seperti di Prawoto, Pati, yang dulunya tidak terkenal, terpencil tetapi sekarang banyak perubahan.
 
"Seperti Prawoto itu bagus, dulunya tidak dikenal orang dan sekarang menjadi wisata religi," sebutnya. 
 
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid melaksanakan safari Ramadhan ke sejumlah kota di Indonesia. Tidak sekadar buka puasa atau sahur bersama, kegiatan tersebut kental dengan kebhinekaan. 
 
Dari tempat dan kehadiran, kegiatan tersebut melibatkan ragam kalangan. Mereka adalah pegiat NU dan komunitas lintas agama. Mulai tukang becak, rakyat kurang mampu, kalangan minoritas, pasukan kuning, dan buruh.  
 
Diharapkan dari kegiatan mampu memberikan penyadaran kepada sejumlah pihak yang masih belum bisa menerima perbedaan yang sebenarnya sunnatullah. “Seharusnya perbedaan yang ada dapat disinergikan untuk kebaikan bersama,” tandasnya.
 
Kontributor: M Farid
Editor: Abdul Muiz