Daerah

Kebutuhan Darah Meningkat, Banser Way Kanan Ajak Masyarakat Rutin Donor

Kam, 11 Maret 2021 | 01:00 WIB

Kebutuhan Darah Meningkat, Banser Way Kanan Ajak Masyarakat Rutin Donor

Banser Way Kanan turut serta mendonorkan darah sukarela. (Foto: Dok PC Ansor Way Kanan)

Way Kanan, NU Online
Semakin hari kebutuhan darah di Kabupaten Way Kanan, Lampung kian bertambah. Sebagaimana dikatakan Staff Unit Transfusi Darah (UTD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainal Abidin Pagar Alam (ZAPA) Kabupaten Way Kanan, Bambang Irawan.
 
Berdasarkan data yang diberikan kepada NU Online, kebutuhan darah di kabupaten yang dipimpin H Raden Adipati Surya dan Ali Rahman tersebut dalam satu bulan mencapai 100 kantong, bahkan lebih. 
 
"Untuk saat ini pendonor sukarela masih minim, sekitar 40-50 orang dalam sebulan dan terkadang kurang. Alhamdulillah kita dapat terbantu dengan program donor darah dari organisasi maupun instansi yang menggelar donor darah bersama, meskipun masih juga belum tercukupi," ujarnya, Rabu (10/3).
 
Wakil Bendahara Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Kabupaten Way Kanan itu menuturkan, dalam waktu beberapa bulan terakhir kebutuhan darah meningkat, sedangkan persediaan semakin berkurang. Bambang berharap masyarakat setempat dapat menjadi pendonor sukarela yang siap donor kapan saja, tidak hanya ketika dibutuhkan. Sehingga kebutuhan darah dapat terpenuhi.
 
Menanggapi hal tersebut, Wakil Komandan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Way Kanan, Agung Rahadi Hidayat saat dihubungi melalui telepon mengatakan, jumlah penduduk Way Kanan berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) setempat per 31 Desember 2020, tercatat sebanyak 479.702 jiwa dengan jumlah KK 145.068. Angka itu masih tidak sebanding dari persentase pendonor.
 
"Persediaan darah yang minim tak sesuai dengan kebutuhan. Di mana kebutuhan hanya terpenuhi dari sebagian besar pendonor pengganti, yang artinya apabila ada pasien yang membutuhkan darah, seketika dicarikan pendonor. Namun, sedikit pendonor yang secara rutin setiap dua bulan sekali mendonorkan darahnya," katanya.
 
Lebih lanjut, Agung menegaskan, pemerintah harus bertanggung jawab memenuhi kebutuhan darah dan melestarikan pendonor sukarela. Perlu adanya sosialisasi lebih juga kepada masyarakat, mengingat minimnya kesadaran untuk turut berperan dalam kegiatan sosial kemanusiaan itu.
 
"Penyelenggaraan donor darah dapat menjadi layanan prima pemerintah. Sehingga kebutuhan darah dapat tercukupi dan masyarakat banyak yang menjadi pendonor sukarela, sebab selain memiliki nilai ibadah donor darah juga dapat menyehatkan pendonor," tambahnya.
 
Senada dengan Agung, Saiven Regar, salah satu Banser Husada Way Kanan menilai, donor darah sukarela merupakan kegiatan yang perlu diberikan wadah, kendati sederhana. Sehingga nantinya dapat menjadi ruang informasi kebutuhan darah bagi pasien yang sedang dirawat, terutama yang statusnya mendesak.
 
"85 persen dari anggota komunitas donor darah sukarela di Way Kanan sudah rutin mendonorkan darah 3-4 bulan sekali, baik pada kegiatan Palang Merah Indonesia (PMI) maupun di rumah sakit. Hal ini harus lebih digalakkan lagi agar semakin bertambah anggota dan minat masyarakat untuk bergabung dalam komunitas," tutur pemuda yang akrab disapa Regar.
 
Menurutnya, masyarakat Way Kanan perlu diberi pengertian akan pentingnya mendonorkan darah, syarat serta manfaat yang didapat, dan yang tak kalah penting dapat membantu menyelamatkan nyawa manusia. 
 
Kontributor: Disisi Saidi Fatah
Editor: Syamsul Arifin