Ketegangan Sosial Pascapilkada Perlu Diantisipasi
NU Online · Selasa, 28 Februari 2017 | 00:00 WIB
Tawuran pelajar merupakan aksi teror di kalangan siswa. Apalagi sampai terjadi pembunuhan, para pelajar merasa terteror akibat terjadinya tawuran. Sementara ketegangan sosial sangat mungkin terjadi karena proses pilkada.
Demikian disampaikan pengajar sosiologi Universitas Islam Syech Yusuf (Unis) Kota Tangerang Eny Suhaeni dalam dialog publik Optimalisasi Peran Ormas, Mahasiswa dan Pelajar dalam Mencegah Gerakan Radikalisme Pasca-Pilkada di kampus pendidikan Nurul Hikmah Jalan KH Amsir Kenanga, Cipondoh, Kota Tangerang, Senin (27/2) pagi.
Diskusi ini terselenggara atas kerja sama Yayasan Abdi Bangsa, GP Ansor Cipondoh, dan Gema Mathla’ul Anwar.
Menurut Eny, saat ini belum terlihat potensi perpecahan pasca-Pilgub Banten yang hasilnya telah ditetapkan oleh KPU Banten. “Kita berharap semoga tidak ada masalah,” kata Eny.
Radikalisme akibat Pilkada, lanjut Eny, terjadi karena fanatisme terhadap jago yang didukung kalah suara. “Ini bisa memicu kisruh yang dapat menimbulkan radikal,” jelas Eny.
Sementara itu Soleh Ardiansyah dari Fakta menegaskan, radikalisme dan terorisme itu bukan berasal dari Islam.
“Islam hanya mengenal kata istiqomah, yakni orang yang konsisten dan konsekwen dengan ucapannya. Islam tak mengenal radikalisme. Namun di Indonesia paham radikalisme itu ditempelkan kepada Islam,” tegas Soleh. (Atho Al-Farhan/Alhafiz K)
Terpopuler
1
PMII Jakarta Timur Tuntut Keadilan Usai Kadernya Tertembak Peluru Karet hingga Tembus Dada
2
Demo Agustus 2025: Alarm Keras Suara Rakyat
3
Kapolda Metro Jaya Diteriaki Pembunuh oleh Ojol yang Hadir di Pemakaman Affan Kurniawan
4
PBNU Bersama 15 Ormas Islam Serukan Masyarakat Tenang dan Menahan Diri di Tengah Memanasnya Situasi
5
Khutbah Jumat: Kritik Santun, Cermin Cinta Tanah Air dalam Islam
6
Instruksi Kapolri soal Tembak di Tempat Dinilai Berbahaya, Negara Harus Lakukan Evaluasi
Terkini
Lihat Semua