Daerah

Ketika Ahli Ibadah Bermimpi Masuk Neraka

Sab, 10 November 2018 | 11:30 WIB

Lamongan, NU Online
Kiai Minhajul Abidin tidak kuat menahan linangan air mata. Hal tersebut lantaran melihat jamaah yang memadati Pondok Pesantren Karangsawo, Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Padahal pada saat yang bersamaan hujan turun dengan deras, namun tidak menyurutkan semangat jamaah untuk hadir.

"Kehadiran bapak dan ibu merupakan penghormatan dan kecintaan kita kepada Rasulullah Muhammad SAW,” katanya, Kamis (9/11). Kemudian Kiai Minhajul Abidin mengajak jamaah membaca doa tawassul kepada Nabi Muhammad SAW.

Kegiatan dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Acara dimeriahkan penampilan grup shalawat Al-Mi'roj pimpinan Ustadz Imam Zamroni dari Bojonegoro. 

Sedangkan dalam tausiahnya, Habib Muhammad Habibi dari Pasuruan menyampaikan suri teladan dari Nabi Muhammad SAW. "Setiap saat Rasulullah selalu mencintai umatnya, akan tetapi kita selalu melupakan Nabi Muhammad SAW,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut Habib Muhammad Habibi melanjutkan dengan sebuah cerita. Bahwa dulu ada seorang yang ahli ibadah, akan tetapi setiap malam selalu bermimpi masuk neraka. “Di tengah kegelisahannya, dia lalu berkonsultasi kepada ulama,” ungkapnya di hadapan ribuan hadirin. 

Dari hasil konsultasi itu dia disarankan untuk membaca kitab Maulid Nabi. “Akhirnya, setelah membaca kitab Maulid Nabi itu, malamnya dia bermimpi berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW. dan dia terbebas dari siksaan neraka,” jelasnya. 

Selanjutnya, Habib Muhammad, mengingatkan ada tiga hal yang dilaknat Allah SWT. “Yaitu harta yang dibelanjakan bukan untuk Allah, jabatan yang diemban oleh seseorang tapi tidak amanah, dan perilaku kaum perempuan yang melebihi kaum pria,” terangnya.

Di akhir ceramahnya, habib yang terkenal dengan julukan Coboy Arab itu mengajak para jamaah untuk berdoa dengan bertawassul kepada Nabi Muhammad SAW. 

Banyak para jamaah yang berdoa sambil meneteskan air mata karena syahdunya lantunan doa yang dipanjatkan dzuriyah Rasulullah Muhammad SAW tersebut. 
Acara diakhiri dengan doa yang dipimpin dua tokoh agama setempat. (Rof Maulana/Ibnu Nawawi)