Ketua GP Ansor Jawa Barat: Jadikan Ansor sebagai Jalan Perjuangan
Ahad, 1 November 2020 | 18:30 WIB
Para pimpinan PW GP Ansor Jawa Barat berpose bersama saat Latihan Instruktur I Angkatan III Pendidikan dan Latihan Khusus Banser Tanggap Bencana di aula kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (31/10).
Wahyu Adam Khoerul Anam
Kontributor
Sumedang, NU Online
Kader Ansor tidak cukup berpenampilan gagah, namun perlu diimbangi dengan kemampuan individu yang memadai. Sebab ke depan, tantangan Ansor semakin berat, sehingga diperlukan kader yang andal, baik dari sisi fisik maupun kecakapan diri.
"Tantangan kita berat, sehingga harus mencetak kader yang siap bersaing dengan keahlian yang mumpuni," terang Ketua Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda (PW GP) Ansor Jawa Barat, Ahmad Deni Haedar saat memberikan pengarahan dalam Latihan Instruktur I Angkatan III Pendidikan dan Latihan Khusus Banser Tanggap Bencana di aula kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (31/10).
Menurut Deni, seorang kader Ansor yang ideal harus mempunyai banyak keahlian dan apa yang dibutuhkan untuk kelancaran sebuah kegiatan, harus dimiliki. Selain itu, dalam dada kader Ansor tidak ada keraguan dalam berkhidmah, dan yakin bahwa jalan yang telah dipilih (bergabung dengan Ansor) adalah benar dan akan menuntun dari di dunia sampai akhirat.
"Kalau sahabat merasa memiliki bahwa satu-satunya ini jalan yang benar, maka terus ciptakan generasi penerus," harapnya.
Deni berharap agar dalam ber-Ansor hendaknya tidak berorientasi mencari keuntungan, namun diniatkan sebagai ibadah untuk membantu perjuangan para ulama dalam menegakkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
"Jadikan Ansor sebagai jalan perjuangan, bukan jalur keuangan," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Deni juga mengajak peserta untuk tahu, bahkan menguasai dunia maya. Katanya, dewasa ini seolah-olah dunia terbagi menjadi dua, yakni kehidupan nyata dan kehidupan maya. Anehnya, meskipun jumlah kader Ansor cukup banyak, namun di dunia maya masih menjadi minoritas. Padahal menguasai dunia maya itu penting, baik sebagai jalan dakwah maupun untuk menambah ilmu pengetahuan.
"Kita harus menguasai dunia maya, Kita harus menjadi mayoritas di dunia maya " ajaknya.
Kendati demikian, walaupun kiprah di dunia maya sangat diperlukan tapi Deni juga mengingatkan agar kader Ansor tidak mengabaikan dunia nyata. Sebab banyak persoalan yang mesti disikapi dalam kehidupan nyata. Untuk eksis, butuh perjuangan, dan di situlah timbul persaingan.
"Persaingan yang hakiki yaitu di luar (kehidupan nyata). Jangan sampai sengit di dalam tapi lemah di luar. Untuk bersemangat, maka harus ada kompetitor," tuturnya.
Pelatihan Instruktur I Angkatan III Diklatsus Bagana tersebut berlangsung sejak tanggal 28 Oktober sampai dengan 1 November 2020.
Pewarta: Wahyu Akanam
Editor: Aryudi A Razaq
Terpopuler
1
Kronologi Penembakan terhadap Guru Madin di Jepara Versi Korban
2
Silampari: Gerbang Harapan dan Gotong Royong di Musi Rawas
3
Hukum Mengonsumsi Makanan Tanpa Label Halal
4
Respons Pergunu soal Wacana Guru ASN Bisa Mengajar di Sekolah Swasta
5
Sejarah Baru Pagar Nusa di Musi Rawas: Gus Nabil Inisiasi Padepokan, Ketua PCNU Hibahkan Tanah
6
NU Peduli Salurkan Bantuan Sembako kepada Pengungsi Erupsi Lewotobi
Terkini
Lihat Semua