Ketua Lesbumi Jember Soroti Rusaknya Sektor Pertanian
NU Online · Ahad, 12 Mei 2019 | 21:45 WIB
Jember, NU Online
Sampai kapanpun sektor pertanian tidak boleh diabaikan, apalagi dilupakan. Sebab, Indonesia adalah negara agraris, yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Demikian diungkapkan Ketua PC Lesbumi Jember, Jawa Timur, H Rasyid Zakaria saat menjadi nara sumber dalam Diskusi HKTI Kabupaten Jember Bersama PC Lesbumi NU Jember di sebuah rumah makan, Jember, Jawa Timur, Ahad (12/5).
Menurutnya, kendati Indonesia adalah negara agraris, namun ternyata sejumlah produk pertanian, masih diimpor. Dan pada saat yang sama, nasib petani juga tidak menggembirakan.
“Ini fakta yang tidak bisa dipungkiri,” tukasnya.
H Rasyid mencoba menelisik lebih dalam terkait tak berdayanya sektor pertanian. Ternyata salah satu penyebabnya adalah semakin mengkerutnya luas lahan pertanian akibat pembukaan pemukinan baru yang dari tahun ketahun semakin menggila. Misalnya di jember, enam tahun lalu luas sawah mencapai 86 ribu hektar. Namun sekarang tinggal 78 ribuan hektar.
“Ini sebuah ironi. Pemerintah harus hadir. Jangan tinggal diam. Sudah lahannya berkurang, pelayanan untuk sektor pertanian juga jelek,” ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember itu.
H Rasyid mengaku risau dengan itu semua. Pasalnya, pihak yang terkena dampak adalah Nahdliyyin yang nota bene mayoritas di daerah ini. Karena itu, ia mengajak pihak HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) untuk bersinergi dalam memperbaiki sektor pertanian.
“Apa yang bisa kita lakukan, mari lakukan,” pungkasnya. (Aryudi AR).
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua