Daerah

Ketua NU Batu: Khilafah dan Pancasila Tidak Dapat Disandingkan

Ahad, 8 Desember 2019 | 09:30 WIB

Ketua NU Batu: Khilafah dan Pancasila Tidak Dapat Disandingkan

H Budiono, Ketua PCNU Kota Batu saat memberikan sambutan seminar dan bedah buku. (Foto: NU Online/Bellgi Avrianzah)

Batu, NU Online
Keresahan masyarakat akan paham radikalisme maupun khilafah semakin meradang. Banyak dari umat Muslim sendiri takut akan keyakinannya dikarenakan maraknya terorisme dan paham radikal yang menyebar pada semua lini.
 
Pancasila adalah dasar negara Indonesia sejak zaman kemerdekaan. Hingga saat ini, demokrasi  Pancasila menjadi kesepakatan final bagi seluruh rakyat Indonesia.
 
"Pancasila merupakan kesepakatan bersama seluruh komponen bangsa semenjak Indonesia merdeka, sudah tidak bisa ditawar lagi," kata H Budiono dalam sambutannya pada seminar Nasional Pancasila VS Khilafah pada Sabtu (7/12) di basement Masjid An-Nur Kota Batu, Jawa Timur.
 
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Batu ini menyampaikan bahwa khilafah adalah konsep promotif yang diberikan kepada generasi-generasi muda yang belum banyak mengenal Pancasila.
 
"Rata-rata kalangan muda yang disebut millenial ini sudah tidak mendapatkan pengetahuan tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Sehingga kurang paham bagaimana bentuk perjuangan," katanya.
 
Lebih lanjut mantan Wali Kota Batu ini memaparkan perbedaan saat sekolah dengan zaman sekarang.
 
“Berbeda dengan generasi saya dulu yang sempat mengenyam P4. Meskipun sudah berkeluarga, saya tetap semangat waktu ikut penataran selama satu bulan," kenangnya.
 
Pendidikan kewarganegaraan menjadi hal penting bagi Budiono untuk menanamkan nasionalisme pada masyarakat.
 
"Ketika ada rasa nasionalisme pada diri, dapat dipastikan tidak terpengaruh oleh konsep-konsep khilafah. Khilafah hanya fatamorgana yang bertindak seolah menjanjikan," ungkapnya.
 
Menurutnya, khilafah adalah modus dari kekuatan politik tertentu untuk menggaet milenial supaya mendukung partainya.
 
"Sistem khilafah tidak akan terlaksana. Karena berhadapan langsung dengan kekuatan Indonesia. Pancasila, Undang-undang 1945, dan sistem pemerintahan yang murni," ucapnya dengan tegas.
 
Ia juga mengemukakan bahwa pembasan semacam ini sangat penting untuk masyarakat, terutama kaum muda pada zaman sekarang.
 
"Pembahasan ini penting untuk bahan diskusi agar kelompok muda juga paham apa itu Pancasila dan Khilafah. Namun keduanya tidak dapat dibandingkan karena keduanya tidak dapat disandingkan," ujarnya.
 
Sebagai penutup, ia berharap bahwa semua yang hadir akan terbuka pikirannya tentang khilafah dan Pancasila.
 
“Kita sudah meyakini sistem demokrasi kita dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan dasar Pancasila dan prinsip Bhineka Tunggal Ika. Ini sudah harga mati. Semoga yang hadir bisa mengambil manfaat dari acara ini," pungkasnya. 
 
Pimpinan Cabang Ansor Kota Batu mengadakan seminar nasional dan bedah buku bertajuk Pancasila VS Khilafah. Pembicara yang hadir adalah Habib Nuruzzaman selaku kepala Densus 99 Banser dan Alto Luger, pengamat konflik dan radikalisme.
 
 
 
Kontributor: Bellgi Avrianzah, Zaiyana Nur Ashfiya
Editor: Ibnu Nawawi