Daerah

Ketua NU di Jombang Berikan Resep Sukses Dunia Akhirat

Ahad, 24 November 2019 | 10:30 WIB

Ketua NU di Jombang Berikan Resep Sukses Dunia Akhirat

Para guru dan peserta didik SMP al-Madinah di kediaman Ketua MWCNU Jombang Kota. (Foto: NU Online/Suci Aristanti)

Jombang, NU Online
Untuk dapat sukses di dunia dan akhirat, maka umat Islam setidaknya harus istikamah dalam menjaga kebaikan. Ibadah juga dilaksanakan dengan penuh penghayatan, sehingga dapat meresap dan berbekas dalam keseharian. 
 
Penegasan tersebut disampaikan KH Asyharun Nur selaku Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Jombang Kota, Jawa Timur yang memberikan tausiyah kepada peserta didik SMP Islam Al Madinah pada Jumat (22/11). Kegiatan dilaksanakan di kediamannya kawasan Tambakberas.
 
Kiai Harun mengingatkan tentang pentingnya ilmu dan resep sukses dunia akhirat. 
 
“Bahwa menuntut ilmu telah diwajibkan sebagaimana hadits bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim dan Muslimah sejak dari ayunan hingga liang lahat,” katanya.
 
Selain itu, Kiai Harun memberikan resep sukses dunia dan akhirat. Dan hal tersebut dapat dilakukan oleh siapa saja agar menemukan ketenangan diri dan keberkahan hidup.
 
“Pertama, membaca al-Qur’an,” katanya. 
 
Al-quran dapat diajarkan di berbagai tempat dari mulai sekolah maupun Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) di lingkungan tempat tinggal. Jangan sampai setelah lulus sekolah tidak mampu membaca Al-Quran, serta hendaknya mempelajari kalam ilahi tersebut dengan sungguh-sungguh.
 
“Terdapat dua bacaan yang mendapatkan pahala meskipun pembaca tidak mengetahui artinya. Kedua bacaan tersebut yakni membaca al-Qur’an dan membaca shalawat.
 
"Oleh karena itu, sebisa mungkin biasakan membaca Al-Qur’an dan memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW,” jelasnya.
 
Sedangkan yang kedua adalah hendaknya juga menjaga qiyamullail atau shalat malam.
 
“Shalat qiyamullail merupakan shalat sunnah yang jika dikerjakan akan mendapat pahala. Shalat sunnah merupakan tambahan dari shalat fardu. Mengingat pentingnya shalat, ada hadits yang diriwayatkan Abu Daud yang mewajibkan anak untuk mengerjakan shalat ketika berumur 7 tahun. Pukul mereka jika tidak mengerjakan shalat ketika berumur 10 tahun,” urainya.
 
Untuk tips ketiga yakni berkumpul dengan orang shaleh. 
 
“Lingkungan akan mempengaruhi kepribadian seseorang. Seperti perumpamaan kalau suka berkumpul dengan penjual minyak wangi, maka kita akan ikut bau wangi. Begitu sebaliknya. Perkumpulan dengan orang shaleh dapat dibiasakan dengan rutin mengikuti kegiatan keagamaan semisal majlis dibaan, shalawatan, jamiah tahlil, yasin dan lain-lain,” jelasnya.
 
Keempat, perbanyak puasa agar mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang dilarang Allah. 
 
“Misal, puasa sunnah Senin dan Kamis, puasa rajab, yaumul bidh, dan lain-lain. Niatkan semua karena Allah Ta’ala,” pesannya.
 
Yang terakhir atau kelima. memperbanyak dzikir mengingat Allah. 
 
“Biasakan hati kita senantiasa terpaut kepada Allah. Dengan senantiasa berdzikir, hati akan menjadi tenang karena dalam al-Qur’an diingatkan bahwa hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram,” katanya.
 
Abdul Mukhid selaku kepala SMP Islam Al-Madinah mengungkapkan berkaitan dengan pendidikan spiritual, peserta didik di lembaganya melakukan pembiasaan shalat Dhuha dan Dhuhur berjamaah. Juga mengaji al-Qur’an setiap pagi serta menghafalkan doa sehari-hari.
 
“Dengan berbagai kegiatan tersebut diharapkan peserta didik dapat terbentuk karakter islami yang baik,” harapnya.
 
 
Kontributor: Suci Aristanti
Editor: Ibnu Nawawi