Daerah

Ketua NU Kota Bekasi Ajak Warga NU Jaga Semangat Resolusi Jihad

NU Online  ·  Kamis, 18 Oktober 2018 | 04:00 WIB

Ketua NU Kota Bekasi Ajak Warga NU Jaga Semangat Resolusi Jihad

Ketua PCNU Kota Bekasi, KH Zamakhsyari

Bekasi, NU Online
Ketua PCNU Kota Bekasi KH Zamakhsyari menjelaskan bahwa Resolusi jihad merupakan bagian dari ekspresi tanggung jawab para ulama yang mewakili umat di Indonesia dalam rangka menunjukkan tanggung jawab terhadap kemerdekaan dan keberlangsungan NKRI.

Karena Indonesia, tegasnya, harus merdeka yakni terbebas dari kolonialisme untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera. Tanpa kemerdekaan, manusia di muka bumi tidak dapat melaksanakan berbagai tugas kekhalifahan sebagai hamba Allah.

"Makanya para ulama akhirnya terdorong untuk mengeluarkan Resolusi Jihad yang menjadi salah satu media penanaman semangat membela tanah air, karena ketika itu kita sudah terdesak oleh para agressor yaitu Belanda dan Jepang," kata Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi ini saat menyambut Tim Kirab Resolusi Jihad Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Jawa Barat, di Gedung NU Centre El-Sa'id, Jalan Bambu Kuning 200, Sepanjangjaya, Rawalumbu, Kota Bekasi, Rabu (17/8) malam.

Resolusi Jihad ini, lanjut Kiai Zamakhsyari, diharapkan dapat memicu atau mendorong, bahkan menjadi penggerak bagi setiap individu warga NU untuk ikut bertanggung jawab dalam mewujudkan kemerdekaan.

"Bagi kita sekarang, tinggal meneruskan saja. Kalau dulu jihad melawan penjajah, maka sekarang adalah jihad untuk mempertahankan. Termasuk jihad organisasi, yakni menjaga dan mengurus wadah para ulama, yakni Nahdlatul Ulama," katanya.

Selain itu, jelas Kiai Zamakhsyari, jihad di era saat ini ditujukan untuk mempertahankan NKRI dari segala rongrongan dalam bentuk yang berbeda. Ia mencontohkan rongrongan yang banyak muncul dan kian marak di media sosial melalui berita bohong (hoaks) dan ujaran kebencian oleh kelompok yang ingin memecah belah bangsa.

"Kemudian juga berbagai rongrongan yang akan mengganggu akidah kita. Yaitu ada paham radikalisme dan terorisme yang juga merupakan ancaman bagi kita," katanya.

Ia menambahkan, warga NU juga harus melakukan jihad untuk melawan dan membentengi diri dari berbagai paham yang menyesatkan. Terutama, jihad melawan LGBT yang saat ini sedang berkembang dan bermunculan.

"Artinya, saat ini kita jihad dalam arti dapat mengendalikan nafsu kita, mengendalikan diri dari segala hal yang boleh jadi mengganggu dan merusak prinsip-prinsip dasar kita," katanya.

Karena NU adalah pendiri bangsa, lanjut Kiai Zamakhsyari, maka yang berkewajiban mempertahankan eksistensi Republik Indonesia harus NU. Sebab, walau bagaimana pun, sejarah para ulama NU yang berjuang mendirikan negara ini, tak pernah bisa dihilangkan.

"Maka semangat jihad itu adalah kembali. Semangat jihad yang harus kita kembalikan adalah semangat jihad untuk terus menjaga kecintaan terhadap patriotisme dan heroisme," katanya.

Kiai Zamakhsyari berpesan agar semangat jihad harus terus dipertahankan sekalipun tidak lagi jihad itu dimaknai sebagai perang dengan mengangkat senjata. "Semangat itu harus terus dijaga. Kini, kita berjihad dalam hal yang berbeda," pungkasnya.

Dalam kesempatan tersebut Tim Kirab Resolusi Jihad Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Jawa Barat disambut  dengan menyanyikan syi'ir Ya Lal Wathan dan dilanjutkan dengan prosesi pemberian pataka NU. KH Zamakhsyari Abdul Majid langsung menerima pataka tersebut pada acara yang berlangsung sangat khidmat tersebut.

Tim Kirab Resolusi Jihad PWNU Jawa Barat ini bermalam di Islamic Centre KH Noer Ali Bekasi dan keesokan harinya melanjutkan perjalanan menuju beberapa daerah yakni Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, dan berakhir di Tasikmalaya yang menjadi tempat puncak kegiatan Hari Santri Nasional tahun 2018. (Aru Elgete/Muhammad Faizin)