Jakarta, NU Online
Rumah KH Yusuf Nur Iskandar (Gus Yusuf) sering jadi tempat nongkrong anak-anak PMII Banyuwangi. Waktu berkunjung ke sana sebelum puasa kemarin, saya lihat almarinya penuh dengan koleksi kitab dan buku; menunjukkan bahwa beliau adalah muhibbul 'ilm, pecinta ilmu.
Demikian testimoni yang disampaikan Pengasuh Pengajian Ihya’ Ulumiddin, Ulil Abshar Abdalla, Selasa (3/7) dikutip NU Online dari akun facebook pribadinya facebook.com/ulil67.
“Mendapat kabar duka, Kiai Yusuf Nur Iskandar (Nuris), Berasan, Banyuwangi, wafat hari ini. Beliau sempat mendampingi saya waktu Kopdar Ihya' di Banyuwangi bulan Mei kemarin,” ungkap Ulil.
Menurutnya, Gus Yus masih sangat muda. Beliau adalah adik kandung Kiai Muhammad Nur Iskandar, pengasuh Pesantren As-Shiddiqiyah, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
“Wafatnya Gus Yus jelas adalah kehilangan besar bagi NU, terutama NU Banyuwangi. Semoga segala amal baiknya diganjar oleh Allah, dan dosa-dosanya diampuni oleh-Nya,” tuturnya.
Gus Yus menghembuskan nafas terakhir pada Selasa (3/7) pagi di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan, Banyuwangi. Pengurus Syuriyah PCNU Banyuwangi 2018-2023 itu wafat pukul 10.30 WIB.
Wakil Bupati Banyuwangi 2005-2010 itu menderita gagal ginjal. Sebelumnya dikabarkan penyakitnya kambuh dan mendapatkan perawatan di rumah. Namun, pagi tadi kondisinya semakin memburuk dan segera dirujuk di RSUD Blambangan.
Tak lama setelah masuk ke IGD RSUD Blambangan dan mendapat perawatan pertama, Gus Yus menghembuskan nafas terakhirnya. (Fathoni)