Daerah HARI GURU NASIONAL

Khoirum Muslimin, Guru Madrasah Tanpa Mengejar Gaji

Sen, 26 November 2018 | 07:37 WIB

Khoirum Muslimin, Guru Madrasah Tanpa Mengejar Gaji

Khoirum Muslimin (berbaju hitam) bersama para murid

Jombang, NU Online 
Bertahun-tahun mengajar tanpa meminta gaji, itulah salah satu sifat istimewa dari Khoirum Muslimin. Ia mengajar di Madrasah Tsanawiyah (Mts)-Madrasah Aliyah (MA) Al-Ahsan Desa Karangan, Bareng, Jombang, Jawa Timur.

Pria asal Kabupaten Tuban ini mengajar di Al-Ahsan sejak tahun 2016 lalu. Ia mengampu pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di MTs dan mata pelajaran hadits di Madrasah Aliyah (MA). Untuk memangkas jarak tempuh, ia menginap di salah satu gubuk di sekitar madrasah.

"Di sini gurunya tidak digaji, adanya itu bisyarah (tunjangan). Tapi kadang cairnya 3 bulan sekali, bisa juga 6 bulan bahkan kadang sampai setahun sekali. Tergantung keuangan madrasah. Tapi khusus saya tidak peduli bisyarah, lebih mendahulukan guru-guru yang lain. Terutama yang sudah berkeluarga," jelasnya, Ahad (25/11).

Mts-MA Al-Ahsan terletak di daerah perbukitan dan daerah pinggir Jombang. Butuh tenaga ekstra untuk menuju ke sana. Namun uniknya, madrasah ini tidak mewajibkan peserta didik untuk membayar. Sejak awal Al-Ahsan meringankan biaya bagi siswa-siswinya agar bisa bermanfaat bagi banyak orang.

Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah ini mulai dirintis pada tahun 2010. Sampai pada saat ini biaya hidup dan pendidikan bagi santri dibantu oleh para donatur. Sebagian besar siswa-siswi Madrasah Al-Ahsan berasal dari kalangan bawah, bahkan di antaranya dari kaum dhuafa dan anak yatim. 

"Ada santri yang gratis murni, ada yang bayar separo, tapi banyak yang tidak bayar. Kita tidak memaksakan. Kita menampung puluhan murid laki-laki dan perempuan. Untuk keberlangsungan madrasah kita mengandal kan donatur," ungkap Muslimin.

Dikatanya, mengajar adalah panggilan jiwa dan ketenangan. Baginya, bertemu para siswa-siswi dapat menghilangkan rasa capek. Oleh karenanya, materi tak begitu penting bagi Muslimin. Apalagi saat melihat muridnya terus berprestasi di berbagai bidang.

"Saya juga ngajar ekstra pramuka. Kadang dampingi para siswa-siswi kemah. Senang lihat mereka juara pas ada lomba. Kadang-kadang saya juga menggantikan guru yang kosong. Saya menikmati semua ini," tambah Muslimin.

Selain mengajar di madrasah, Muslimin juga menjadi relawan pengantar anak Sekolah Dasar ke lokasi sekolah. Hal ini karena jarak tempat tinggal dan sekolah cukup jauh.

Di masa depan, Muslimin ingin memiliki lembaga pendidikan sendiri yang dekat dengan masyarakat. Sehingga orang yang tak punya biaya bisa mengenyam pendidikan juga. Serta ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Kalau pagi ngantar anak Sekolah Dasar ke sekolah mereka. Saya menggunakan sepeda motor yang di belakangnya sudah dimoditifikasi. Ada tempat duduknya juga," tandasnya. (Syarif Abdurrahman/Abdullah Alawi)