Jember, NU Online
Anak-anak yatim harus kuat bagaikan baja dan punya semangat yang tinggi dalam meraih sukses kehidupan.
Hal itu disampaikan Katib Syuriyah PCNU Jember Kiai MN Harisudin, dalam acara Santunan Anak Yatim yang digelar oleh ibu-ibu pengajian Miftahul Janah, di Perumahan Pesona Surya Milenia Mangli Kaliwates Jember, Jawa Timur, Sabtu (30/9).
“Jangan buat mereka (anak yatim) lemah. Kita semua terus memotivasi untuk kesuksesan adik-adik. Berikan mereka motivasi untuk menjadi yang terbaik, selain tentu saja doa,” tutur kiai yang Pengasuh Pesantren Darul Hikam Mangli Jember.
Kiai Harisudin menceritakan kehidupan Dahlan Iskan, seorang miskin yang waktu SD sudah sengsara dengan mencuci baju milik orang lain. Selain itu, Dahlan tidak bisa beli sepatu.
“Tapi, Dahlan menjadikan keadaan ini sebagai pelecut untuk motivasi suksesnya. Bukan menjadikan keadaan tidak enak dengan keluhan yang tidak berkesudahan. Kini Dahlan adalah pengusaha yang sukses dan pernah menjadi Menteri BUMN,” paparnya.
Kiai kiai muda yang anggota Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Jember itu mendorong keadaan tidak enak yang dihadapi para yatim seperti lapar, kekurangan uang, keadaan buruk sebagai motivasi mencapai kesuksesan.
Kepada para donatur anak-anak yatim, ia mendorong agar meningkatkan kualitas pemberian.
“Kalau dulu slogannya: Kalau memberi yang penting banyak, tidak Ikhlas tidak apa. Sekarang slogannya diganti: Kalau memberi yang penting ikhlas, banyak alhamdulillah,” canda Wakil Ketua Lembaga Talif wa an-Nasyr PWNU Jawa Timur yang disambut riuh hadirin.
Ketua Bidang Intelektual dan Publikasi Ilmiah IKA PMII Jember ini mengatakan, ibu-ibu yang sudah mempraktikkan 'sunah dlahir' Nabi SAW, yaitu santunan anak yatim, sekarang seyogianya diteruskan dengan 'sunah batin', berupa keikhlasan dalam pemberian santunan anak yatim.
Sedikitnya 300 orang memeriahkan kegiatan tersebut. Sementara 84 anak yatim menjadi penerima manfaat. Turut hadir Ketua RW 10 Perum Pesona Surya Milenia Mangli Jember, H Bambang Sumarjono; Ketua Pengajian Miftahul Janah, Hj Ratna Arif. (Shohibul Ulum/Kendi Setiawan)