Daerah

Kiai Nabil Probolinggo Jelaskan Lima Penyebab Manusia Tidak Menjadi Saleh

Sel, 22 Juni 2021 | 02:30 WIB

Kiai Nabil Probolinggo Jelaskan Lima Penyebab Manusia Tidak Menjadi Saleh

KH Ahmad Nabil Nizar mengisi haflah ke-28 Pesantren Nurul Huda Surabaya (Foto: Hisyam Malik)

Surabaya, NU Online

Yayasan Pondok Pesantren (YPP) Nurul Huda Surabaya menggelar haflah dan imtihan ke-28 pada 18-20 Juni 2021. Kegiatan mendatangkan penceramah KH Ahmad Nabil Nizar, Pengasuh Pondok Pesantren Fatahillah Ibnu Nizar, Proboliggo, Jawa Timur.

 

Dalam isi mauidhatul hasanah-nya di hadapan hadirin baik secara offline yaitu santri dan yang secara online oleh masyarakat dan wali santri, KH Nabil mengupas lima perkara yang menyebabkan manusia tidak akan menjadi orang saleh.

 

"Apabila lima perkara ini tidak dikerjakan maka akan menjadi orang saleh yang mana bukan hanya anaknya saja melainkan orang tuanya pun akan menjadi saleh-salehah," ujarnya pada Ahad (20/6).

 

Dijelaskan Sayyidina Ali karramallahu wajhah pernah berkata kalau bukan gara-gara lima perkara ini semua manusia akan menjadi saleh. Lima perkara tersebut, pertama, manusia yang menerima terhadap adanya kebodohan.

 

"Tanda-tanda manusia yang menerima terhadap adanya kebodohan ialah tidak pernah atau jarang sekali belajar padahal Rasulullah SAW memerintahkan kepada kita agar senantiasa belajar mulai dari buaian hingga liang lahat," jelasnya.

 

Selain itu perkara kedua yang menyebabkan manusia tidak menjadi saleh ialah serakah terhadap urusan dunia. "Bukan tidak boleh mencari dunia apalagi sudah memiliki keluarga. akan tetapi jangan sampai gara-gara urusan dunia melupakan urusan akhiratnya," tambahnya.

 

Selanjutnya disampaikan perkara ketiga yang menjadi manusia tidak saleh adalah ketika ia memiliki sifat pelit padahal keadaannya sedang berlebihan.

 

"Perkara keempat yang menyebabkan terhalangnya manusia menjadi saleh ialah orang riya dengan amal perbuatannya yang menandakan ia tidak ikhlas dan mengharapkan pujian dari manusia lainnya," lanjutnya.

 

Kiai Nabil menambahkan ikhlas itu ada di dalam hati bukan di bibir. Tapi jika ingin ikhlas berangkat dulu dari riya. Sebab kita diuji karena memiliki hawa nafsu. Jadi, seandainya kita riya dalam melakukan perkara itu adalah sebuah manusiawi.

 

"Akan tetapi kita harus terus berbenah dan berusaha menata hati yang sekiranya sifat riya dalam hati ini secara perlahan hilang dengan cara memohon ampun kepada Allah SWT seraya berniat ibadah bukan karena manusia melainkan hanya untuk Allah SWT," tambahnya.

 

Penyebab kelima yaitu membanggakan pendapat diri sendiri dengan tanpa menghiraukan pendapat orang lain. "Pendapat orang lain dianggapnya tidak ada yang benar kecuali pendapatnya diri sendiri. Orang seperti itu tidak akan menjadi orang yang saleh," pungkasnya.   

 

Kontributor: Hisam Malik
Editor: Kendi Setiawan