Daerah MUKTAMAR KE-34 NU

Koin Muktamar Momentum Konsolidasi LAZISNU Lumajang

Jum, 14 Februari 2020 | 10:00 WIB

Koin Muktamar Momentum Konsolidasi LAZISNU Lumajang

Sosialisasi Koin Muktamar NU di Kabupaten Lumajang, Jatim. (Foto: NU Online/Aryudi AR)

Lumajang, NU Online 
Gerakan Koin Muktamar yang dilakukan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lumajang, Jawa Timur, tidak semata menghasilkan uang tapi juga membawa manfaat lain. Yaitu membangun konsolidasi Pengurus Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadakah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) di semua tingkatan. Sebab, selama ini kepengurusan yang ada, terutama di level kecamatan memang belum tertata dengan baik.
 
“Tapi dengan adanya gerakan Koin Muktamar, konsolidasi semakin mantap,” ucap Wakil Ketua PCNU Lumajang, Achmad Salakhuddin kepada NU Online, Jumat (14/2).
 
Menurut Ustadz Achmad, dalam program gerakan Koin Muktamar, LAZISNU menjadi ujung tombak di lapangan, sehingga segala sesuatunya menjadi tanggungjawab lembaga tersebut.  Namun dalam pelaksanaannya, tentu semua unsur NU terlibat dan membantu, karena Muktamar NU adalah hajat besar semua nahdliyin.
 
“Tanpa bersinergi dengan lembaga lain, maka tentu kami kesulitan untuk melaksanakan gerakan Koin Muktamar,” jelasnya.
 
Ustadz Achmad menuturkan, sesuai dengan hasil rapat gabungan, PCNU Lumajang menargetkan perolehan dana melalui gerakan Koin Muktamar minimal Rp100 juta. Hingga saat ini, dana yang terkumpul baru mencapai Rp23.637.000,- Dikatakannya, PCNU Lumajang yakin target tersebut akan terealisasi sebelum Muktamar ke-34 NU digelar.
 
“Keinginan kami Koin Muktamar bisa dapat di atas Rp100 juta, dan insyaallah tercapai,” katanya optimis.
 
Adapun sasaran gerakan Koin Muktamar adalah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU), Ranting NU, murid dan guru Ma’arif, santri pesantren, masyarakat umum, dan tentu saja PCNU. 
 
Walaupun begitu, sasaran Koin Muktamar memang tidak terlalu ‘diforsir’. Sebab, PCNU Lumajang masih punya agenda lain setelah pelaksanaan Koin Muktamar, yaitu rencana membebaskan lahan untuk pengembangan Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU).
 
“Jadi kita mesti hemat, karena nanti entah kapan akan ada iuran lagi untuk kepentingan RSNU,” ucapnya.
 
Ustadz Achmad menyatakan mendukung seratus persen adanya gerakan Koin Muktamar demi kemandirian. Dikatakannya, jumlah warga NU sangat banyak, sehingga tidak perlu khawatir muktamar akan kekurangan biaya.
 
“Bahkan seandainya muktamar digelar tiap tahun, warga NU masih bisa iuran,” pungkasnya.
 
 
Pewarta: Aryudi AR 
Editor: Ibnu Nawawi