Daerah

Kolumnis Malaysia Dokumentasikan Islam Indonesia

NU Online  ·  Ahad, 19 Januari 2014 | 02:04 WIB

Jombang, NU Online
Karim Raslan, kolumnis Malaysia, melakukan syuting film dokumenter tentang Indonesia. Jumat kemarin (17/1) pengambilan gambar dilakukan di Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur Kegiatan ini melibatkan KH Khoiron Syuaib, dai yang aktif membina Pekerja Seks Komersial atau PSK.
<>
Ya, semenjak berkenalan sekitar 10 tahun silam, Karim Raslan mengagumi kiprah KH Khoiron Syuaib yang mengentaskan para PSK di Surabaya dengan cara lembut. Bagi Karim, cara lembut nan elegan akan membuat orang terkesan dan terpikat hatinya.

Tentang pesantren, ia menilai lembaga pendidikan Islam tertua di Nusantara ini adalah sentral pengajaran metode dakwah dan memperdalam kajian agama. Menurutnya, pesantren merupakan miniatur NU, dan NU adalah gambaran sikap elegan muslim Indonesia.

"Saya memahami keislaman dan keIndonesiaan dari diskusi dengan Gus Dur," kata Karim  di tengah-tengah pengambilan gambar.

Alumnus Universitas Cambridge ini menilai jika proses liputan di Pesantren Tebuireng merupakan bagian dari episode "Islam sebagai Rahmat" dalam serial "Ceritalah Indonesia", sebuah film dokumenter tentang Indonesia.

"Mengapa syuting di Tebuireng, karena Kiai Khoiron Syuaib alumni pondok ini, dan Tebuireng juga salah satu pesantren besar yang punya pengaruh signifikan dalam kehidupan berbangsa dan beragama," kata kolumnis ini.

Dalam babakan episode yang pengambilan gambarnya dilakukan di perpustakaan pondok dan komplek makam Gus Dur. Di hadapan kamera, Karim memberikan narasi singkat mengenai pesantren, Wali Songo, NU, dan Islam Indonesia.

Pesantren Tebuireng merupakan tempat pengkaderan Kiai Khoiron dan lokalisasi Bangunsari, Surabaya, menjadi medan dakwahnya. Dia juga menjelaskan bahwa Tanjung Perak, Surabaya, merupakan pelabuhan kuno dan menjadi titik temu peradaban dunia sejak ratusan tahun silam. Sosok Sunan Ampel dinilai sebagai penyebar agama Islam secara damai.

"Nilai-nilai Islam yang menyebarkan kasih sayang merupakan kunci mewujudkan Islam sebagai Rahmat," katanya.

Usai syuting di Tebuireng, pengambilan dokumentasi dilanjutkan ke bekas lokalisasi Bangunsari Pelabuhan Tanjung Perak, dan Makam Sunan Ampel. (Syaifullah/Mahbib)