Daerah

Komar: Merdeka itu Saling Senyum

NU Online  ·  Kamis, 17 Agustus 2017 | 04:49 WIB

Brebes, NU Online
Pelawak Nasional yang juga Rektor Universitas Muhadi Setiabudi (Umus) Brebes H Nurul Komar mengajak kepada warga Brebes dalam mengartikan kemerdekaan harus saling menebar cinta, saling senyum. Dengan senyum akan tercipta kedamaian dan lancar dalam membangun. Bahkan seluruh ikhtiar, kerja bersama yang dilakukan bertekadlah agar Allah tersenyum.

“Buatlah Allah tersenyum, dengan apa yang kita lakukan,” pesan H Komar, saat mengisi uraian hikmah Dzikir Kebangsaan, Sarasehan dan Tasyakuran HUT ke-72 RI di Pendopo Bupati Brebes, Jawa Tengah, Rabu (16/8).

Senyum itu, kata Komar, merupakan perwujudan dari Istiqomah dengan selalu tersenyum dalam hidupnya. Selalu senang menatap cakrawala yang luas tanpa batas, mengarungi samudara yang tak bertepi. Dengan senyum berarti sodakoh, dan bersedekah menjadikan hidup kita berkah, Indonenesia butuh orang orang yang tersenyum. 

Saatnya beristiqomah dengan Pancasila, tuturnya,  orang yang senang, kaya hati, kokoh bagi tiang pancang yang tak goyang. Indonesia butuh orang orang istiqomah, dengan mencintai apa yang kamu kerjakan, kerjakan apa yang kamu cintai. 

“All out, Indonesia membutuhkan orang yang kaffah, jangan setengah setengah,” tegasnya.

Orang yang kerjanya setengah setengah tidak berhasil, demikian juga dengan orang yyang ngajinya setengah setengah, tidak mendalami Islam secara kaffah maka menjjadi teroris.

Yakinlah dengan kemampuan diri, percaya diri. Sebab, orang yang tidak percaya diri mengindikasikan tidak percaya pada Allah, tidak yakin kalau Allah bersama kita. 

Hal yang perlu disikapi, kata Komar, Ngaji dengan rasa jangan mengedepankan logika belaka. Harus total menggunakan logika dan rasa, kalau Cuma logika jadi orientalis. Total kaffah, simultan antara logika dan rasa, Indonesia butuh orang orang yang ngaji rasa. Seperti halnya mengaji Al-Qur’an tidak hanya dibaca tapi juga harus dirasa. Jangan ngaji hanya ibarat ngupas bawang yang ketemu hanya kulit saja, kulit lagi. 

Istiqomah juga bisa diartikan konsisten, konsekwen, selalu bersyukur. Bagaimana bisa menikmati naik motor kalau iri dengan seandainya yang dinaiki mobil. Jangan sampai merasakan bagaimana naik mobil kalau yang dirasa pesawat terbang. Hidup itu tergantung pada perasaan kita. 

“Nikmatilah naik motor, ketimbang disampingnya hanya naik sepeda onthel,” tandasnya.

Indonesia saat ini butuh orang orang kerja yang rahman rohim, penuh kasih sayang. Yang dilandasi spiritual. Pemberani bisa memaafkan, lupakan kebaikan kita kepada orang lain, lupakan ketidakbaikan orang lain para kita.

Bupati Brebes Hj Idza Priyanti dalam sambutannya mengajak kepada warga masyarakat Brebes untuk terus menggelorakan semangat juang 45 menuju kesejahteraan dan kemakmuran. Bekerja dan beribadah, menjadi satu kesatuan yang terus dilakukan.

Dzikir kebangsaan dipimpin pengasuh Pondok pesanteren Darussalam Jatibarang Brebes KH Syekh Sholeh Basalamah.
Tampak hadir jajaran Forkopimda, Wakil Bupati, Sekda, para Kepala OPD, Pelajar, Mahasiswa, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan dan undangan lainnya. 

Usai sarasehan dilanjutkan dengan malam renungan di Taman Makam Pahlawan Kusumatama Brebes. (Wasdiun/Fathoni)