Daerah

Kopri PMII Bojonegoro Perkuat Peran Perempuan

NU Online  ·  Sabtu, 22 April 2017 | 00:04 WIB

Bojonegoro, NU Online
Rangkaian hari ulang tahun Ke-57 PMII, Kopri PMII Bojonegoro mengadakan Sekolah Advokasi dan pelatihan Sekolah Kader Kopri (SKK) dengan tema Sayang Perempuan dan Anak Ayo Bergerak. Serta memperingati Hari Kartini, aktivis perempuan PMII itu berupaya memperkuat peran perempuan dalam pembangunan Kota Ledre.

Acara dilaksanakan di Matoh Guest House, Jalan Pondok Pinang, Kabupaten Bojonegoro, Jum'at (21/4). Selain diikuti puluhan kader PMII se-Bojonegoro, tampak hadir dalam seminar advokasi ini, anggota DPRD Provinsi dan aktivis gender Jawa Timur Erma Susanti, serta Direktur LBH Kinasih Imam Muklas, Imroatul Azizah sebagai akademisi dan Mahfudhoh Suyoto sebagai keynote speaker.

Ketua PMII Bojonegoro Ahmad Syahid mengatakan, bersamaan Hari Kartini dan bertepatan dengan Harlah Ke-57 PMII, menjadi tugas dari PMII untuk melakukan banyak kajian dan advokasi terkait dengan permasalahan dan kekerasan anak yang berada di Kabupaten Bojonegoro.

"Permasalahan perempuan menjadi urgent sehingga Kopri PMII yakni aktivis wanita harus selalu mendampingi, dan berada bersama permasalahan yang ada. Kopri menjadi garda depan dalam advokasi maupun konsultasi terhadap kekerasan maupun korban seksual, yang dihadapi oleh perempuan dan anak-anak," terang alumni IKIP PGRI Bojonegoro itu.

Sedangkan Ketua Kopri PMII Bojonegoro Linda Estri mengatakan, perempuan dan anak harus mendapatkan perilaku yang spesial. Pasalnya, dari rahim perempuan hebatlah akan lahir seorang pemimpin hebat.

"Saat ini miris ketika banyak, perilaku yang menyimpang dengan banyak melakukan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Untuk itu PMII harus dapat mengedukasi dan advokasi di setiap wilayah, baik di desa maupun kota sehingga dapat meminimalisasi perilaku yang salah," jelasnya.

Korban kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan dan anak dampaknya sangat besar bagi korban, yakni terauma mendalam dan tidak percaya diri. Sehingga semua ini akan menganggu tumbuh kembang anak tersebut. (M Yazid/Alhafiz K)