Mustasyar Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Mustikajaya, Bekasi, Jawa Barat KH Ahmad Iftah Sidik mengungkapkan kawasan Timur Tengah mudah dipecah belah dan dihancurkan karena relasi ulama dengan umatnya lebih banyak pada ranah ilmiah dan dakwah saja. Sedangkan di Indonesia, berbeda.
Situasi di Timur Tengah sebenarnya mirip dengan Indonesia. Paham Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja), dan paham non-Aswaja juga banyak. Namun di Timur Tengah konflik dan keributan lebih mudah terpicu.
"Di Indonesia upaya memecah belah itu tidak mudah, karena selain ilmiah dan dakwah, ulama juga menjalankan fungsi ri'ayah, kepemimpinan sosial. Hasil pendidikan dari pesantren, ulama ikut merawat kehidupan sosial masyarakat," jelas Kiai Iftah di Pendopo Kecamatan Mustikajaya, Ahad (3/3).
Ia menambahkan, dalam hampir seluruh aspek kehidupan, ulama menjadi rujukan umat. Seperti misalnya ketika sakit, ada yang meninggal, kisruh rumah tangga, bahkan urusan politik jama'ah.
"Relasi itu menciptakan kohesi sosial yang luar biasa kuat. Dan itu pula yang menjadikan Indonesia kuat dan tidak mudah diruntuhkan," katanya.
Menurutnya, saat ini Indonesia sedang diincar oleh banyak pihak lantaran kekayaan dan keindahan alam yang ada.
"Tapi rupanya di Indonesia punya garda penjaga yang bernama NU. Bersatu dengan pemerintah, TNI, dan Polri agar negara tidak goyah," kata Pengasuh Pesantren Fatahillah, Mustikajaya ini.
Maka, lanjutnya, menyerang Indonesia tidak sama dengan menyerang Timur Tengah. Bukan dengan membombardir sebagaimana yang terjadi di sana.
"Cara untuk menghancurkan Indonesia adalah dengan, kiai dan ulama diadu, ulama dengan habaib diadu. Terlebih menjelang Pilpres seperti sekarang. Ini berbahaya, karena akan merenggangkan kohesi sosial kita," kata Kiai Iftah.
Kalau sudah demikian, Bendahara Lakpesdam PBNU ini melanjutkan, masyarakat akhirnya dibuat tidak percaya dengan guru dan kiainya sendiri. Atau yang lebih besar dengan jam'iyyah dan pemerintahnya sendiri.
"Tidak heran jika kemudian ada pengurus atau warga NU yang dibuat benci kepada Kiai Said Aqil Siroj, pimpinan tertingginya. Ada warga negara yang demikian benci dengan kepala negaranya," katanya.
Hal-hal tersebut terus dilakukan supaya kohesi sosial umat dengan ulama menjadi rusak. Kalau tidak segera ditanggulangi, maka hanya tinggal menunggu saja untuk Indonesia menjadi pecah.
"NU sebagai penjaga bangsa ini, maka agar Indonesia tidak pecah mari kita rawat ke-NU-an kita," pungkas Kiai Iftah mewanti-wanti. (Aru Elgete/Muhammad Faizin)
Terpopuler
1
Isi Akhir dan Awal Tahun Baru Hijriah dengan Baca Doa Ini
2
Istikmal, LF PBNU Umumkan Tahun Baru 1447 Hijriah Jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025
3
Data Awal Muharram 1447 H, Hilal Masih di Bawah Ufuk
4
3 Jenis Puasa Sunnah di Bulan Muharram
5
Niat Puasa Muharram Lengkap dengan Terjemahnya
6
Trump Meradang Usai Israel-Iran Tak Gubris Seruan Gencatan Senjata
Terkini
Lihat Semua