Kunci Sukses Gerakan Infak Sedekah di Desa Nanggerang
NU Online · Ahad, 31 Juli 2016 | 09:01 WIB
Sukabumi, NU Online
Di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat ada pergerakan yang dilakukan oleh masyarakat dan untuk masyarakat, yaitu infak dan sedekah rutin bersama-sama. Misalnya di Desa Nanggerang, Kecamatan Cicurug, gerakan tersebut telah berhasil mendirikan klinik gratis, memberikan penerangan jalan, menyantuni fakir miskin, jompo, sekretariat, dan ambulans.
Gerakan tersebut menyebar ke beberapa desa tetangga. Di kecamatan Cicurug misalnya, sekarang telah dilakukan di delapan desa dari jumlah tiga belas desa. Kemudian gerakan tersebut menyebar ke beberapa desa di kecamatan lain seperti Cidahu dan Cibadak.
Program tersebut diiringi dengan “suji” atau subuh mengaji. Program tersebut sebagai sarana mengisi rohani warga di pagi hari selepas mendirikan shalat subuh. Program ini berpindah tempat dari satu masjid ke masjid lain.
Menurut inisiator gerakan tersebut, KH R. Abdul Basith, kunci berjalannya kedua program tersebut harus bersinerginya antara ulama (pemuka agama) dan umaro (pemeritah).
“Jika ini tidak terpenuhi maka niscaya akan menemui kesulitan dan ini sudah saya buktikan 10 tahun yang lalu,” katanya pada halal bihalal dan istighotsah sekaligus sosialisasi gerakan shalat subuh berjamaah di masjid dan sosialisasi pengelolaan infak, sedekah dan dana sosial keagamaan berbasis masyarakat, di Pendopo Kabupaten Sukabumi, Sabtu (30/7).
Ketua PCNU Kabupaten Sukabumi tersebut pernah melakukan sosialisas ZIS sepuluh tahun. Namun berdasar pengalaman, hal itu biasanya berjalan paling lama setahun. Hal itu dikarenakan tidak ada dukungan dari aparat pemerintah dari mulai RT sampai bupati.
“Gerakan shodaqoh ini sangat susah, akan tetapi ketika sudah bersinerginya antara ulama dan umaro maka akan mudah mendapatkan hati di masyarakat dan ini terbukti di Desa Nangerang Kecamatan Cicurug,” jelasnya.
Menurut dia, ketika ZIS belum berjalan di desa itu yang menerima raskin sejumlah 743. Namun sekarang, setelah ZIS berjalan, jumlahnya menurun drastis menjadi 304 orang.
“Ini adalah sebuah keajaiban yang luar biasa,” kata kiai yang juga Ketua Majelis Silaturahmi Pondok Pesantren dan Majelis Ta'lim Kota Kabupaten Sukabumi.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin Cicurug ini menjelaskan, sebenarnya masyarakat itu sangat baik dan mau bekerja sama dengan pemerintah dan ulama. Berdasarkan pengalaman, tentu saja jangan mengecawakan mereka. Terutama dalam urusan pengelolaan keuangan, harus terbuka.
“Sekecil apa pun pengeluaran dari dana amanah tersebut harus dicatat dan dilaporkan kepada masyaraka kemudian. Kemudian berdayakan aparat yang langsung berhubungan dengan masyarakat misalnya RT, RW,” pungkasnya.
Kegiatan tersebut diselenggarakan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama bekerja sama dengan Majelis Silaturahmi Pondok Pesantren dan Majlis Ta'lim Kota Kabupaten Sukabumi. Hadir pada kesempatan tersebut para utusan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU), beberapa Kepala Dinas Kabupaten Sukabumi. (Sofyan Syarif/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
2
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
3
Istikmal, LF PBNU: 1 Rabiul Awal 1447 Jatuh pada Senin, Maulid Nabi 5 September
4
NU Banten Membangkitkan Akar Rumput
5
Pacu Jalur Aura Farming: Tradisi dalam Pusaran Viralitas Media
6
KPK Beberkan Modus Pemerasan Sertifikat K3 yang Berlangsung Sejak 2019
Terkini
Lihat Semua