Daerah

Lajnah Falakiyah Salafiyah Kajen, Rujukan Ilmu Falak Berbasis Digital

Sen, 9 Agustus 2021 | 01:30 WIB

Lajnah Falakiyah Salafiyah Kajen, Rujukan Ilmu Falak Berbasis Digital

Suasana webinar tentang Ilmu Falak bersama Kepala LAPAN Prof Thomas Jamaluddin dan pakar Falak KH Ahmad Izzuddin. (Foto: Tangkapan layar YouTube MA Salafiyah Kajen Pati)

Pati, NU Online
Lajnah Falakiyah Salafiyah (LFS) Kajen harus menjadi pionir sekaligus rujukan pengetahuan Ilmu Falak berbasis digital khususnya di Pati, dan di Indonesia pada umumnya. Dalam sejarah perjalanan Madrasah Salafiyah Kajen, Ilmu Falak merupakan tradisi lama yang dipelajari dan kini diperkuat lagi.


Kesimpulan tersebut disampaikan H Abdul Mufid selaku moderator webinar nasional dalam rangka peluncuran LSF yang dihelat sivitas akademika Madrasah Aliyah (MA) Salafiyah Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Ahad (8/8/2021).


Webinar nasional bertema Membumikan Ilmu Falak untuk Perkembangan Saintek dan Kajian Keislaman bagi Remaja Milenial ini digelar secara daring melalui zoom meeting dan disiarkan langsung melalui channel YouTube MA Salafiyah Kajen Pati.


Kegiatan ini mengundang dua narasumber, yakni Prof Thomas Djamaluddin (Kepala LAPAN Bandung) dan KH Ahmad Izzuddin (Pakar Falak sekaligus Dosen UIN Walisongo Semarang).


Mengawali materi, Prof Thomas menjelaskan makna ‘membumikan’ dalam tema webinar. Menurut dia, membumikan artinya membuat senang remaja milenial untuk belajar Ilmu Falak. Ia juga menyinggung komparasi antara kalender syamsiyah dan qamariyah hingga perkembangan ilmu astronomi.
 

Baca juga: MA Salafiyah Kajen Pati Luncurkan Lajnah Falakiyah Salafiyah Besok


Astronom yang kerap hadir dalam Sidang Istbat Kemenag RI dalam penentuan awal Ramadhan dan Idul Fitri ini menjelaskan tentang rotasi dan revolusi bumi sebagai pemahaman dasar untuk mengetahui penanggalan hijriyah.


Menurut Profesor Riset Astronomi-Astrofisika ini, Teknologi Informasi (TI) sangat membantu dunia astronomi. Perkembangan teknologi juga sangat memudahkan generasi milenial, khususnya para santri untuk mendalami Ilmu Falak.


“Oleh sebab itu, praktik kegiatan yang berkaitan dengan astronomi bisa semakin mudah dilakukan dengan akurasi yang lebih kuat. Dengan teknologi modern, akurasinya bisa sangat tinggi,” terangnya.


Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Indonesia ini juga menyinggung tentang penyatuan kalender global yang harus memenuhi tiga syarat, di antaranya adalah otoritas tunggal. Penjelasannya yang panjang dan detil sangat membuka wawasan dan cakrawala para santri.


Dalam kesempatan yang sama, pakar Ilmu Falak KH Ahmad Izzuddin memaparkan sejarah Ilmu Falak di Indonesia. Tak luput pula ia menyinggung tentang kurikulum falak berbasis pesantren. Ada puluhan kitab Ilmu Falak yang ditulis oleh ulama Nusantara.


“Antara lain Khulashatul Wafiyah, Badi'atul Mitsal, Risalatul Qamarain, Syamsul Hilal, Sullamun Nayyirain, dan sebagainya," terang Pengasuh Pesantren Life Skill Daarun Najaah Semarang ini.


Ketua Umum Asosiasi Dosen Ilmu Falak Indonesia itu juga memaparkan tentang perkembangan Ilmu Falak dari sisi akademisi. Progres dunia Astronomi Islam Indonesia, kata dia, kian pesat.


Menurut dia, buku-buku karya dosen Indonesia mengenai Ilmu Falak juga sudah tak terhitung jumlahnya. Selain itu, instrumen-instrumen cabang ilmu ini juga banyak dihasilkan para pakar, dosen, dan mahasiswa.


Embrio Ilmu Falak
Kepala Madrasah Aliyah Salafiyah Kajen, KH Ulil Albab, dalam sambutannya mengatakan bahwa embrio Ilmu Falak di Salafiyah Kajen sudah ada sejak 1970-an. Ia merasa terpanggil untuk menghidupkan kembali semangat belajar Ilmu Falak ini kepada generasi remaja milenial.


Menurut Kiai Ulil, terlaksananya webinar ini berkat motivasi dan dorongan dari Yayasan Salafiyah Kajen agar segera membentuk LFS Kajen. “Akhirnya gayung bersambut, segera ditindaklanjuti, dan terbentuklah personalia Lajnah Falakiyah ini,” ujarnya.


Moderator webinar H Abdul Mufid dalam pengantar diskusi menegaskan, gelaran peluncuran LFS Kajen ini tidak datang secara tiba-tiba dan lahir dari ruang hampa. Akan tetapi, berpijak dari kegelisahan akademik para sivitas akademika MA Salafiyah Kajen.


“Kegelisahan akademik yang dimaksud adalah belum terserapnya wawasan Ilmu Falak di kalangan remaja milenial. Karena menurut Mufid (panggilan akrabnya) ilmu falak selama ini hanya diserap oleh kalangan tua saja,” ujar dewan pakar LFS Kajen ini.


Doktor muda jebolan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini menambahkan, animo pendaftar seminar di luar dugaan. Membludaknya peserta bahkan terasa hingga detik-detik penutupan pendaftaran. Panitia mencatat, peserta webinar mencapai hampir seribu. “Sungguh angka fantastis sekaligus membanggakan,” imbuhnya.


Turut hadir dalam webinar nasional, Kepala Kanwil Kemenag Jawa Tengah, H Mustain Ahmad, Kepala Kankemenag Kabupaten Pati, H Ali Arifin. Turut menyambut Ketua Yayasan Salafiyah Kajen, H Ulin Nuha.


Pewarta: Musthofa Asrori
Editor: Kendi Setiawan