Lakukan Penyegaran, Aswaja NU Center Jatim Kuatkan Kelembagaan
NU Online · Sabtu, 3 September 2016 | 15:03 WIB
Kepengurusan Aswaja Center PWNU Jatim menyelenggarakan rapat bersama sekaligus melakukan evaluasi terhadap program yang selama ini dilaksanakan. Sejumlah nama dan program baru diluncurkan sebagai jawaban atas tantangan yang kian kompleks.
"Kita ingin melakukan penguatan Ahlus Sunnah wal Jamaah sesuai yang digariskan Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari," kata KH Abdurrahman Navis, Sabtu (3/9). Direktur PW Aswaja NU Center Jatim ini kemudian menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Islam Aswaja adalah tidak melakukan tatharruf tasyaddudi yakni yang terlalu keras atau ekstrem seperti kalangan fundamentalis.
"Demikian juga Aswaja bukanlah kelompok yang tatharruf tasahhuli atau kalangan yang cenderung memudahkan syariat seperti kalangan liberal," ungkapnya. Dan tentu Aswaja juga bukan kelompok Syiah dan sejenisnya, lanjut dosen UIN Sunan Ampel Surabaya ini.
Menurut Wakil Ketua PWNU Jatim tersebut, inilah yang kemudian dikenal sebagai fikrah nahdliyah yakni kerangka berpikir yang didasarkan pada ajaran Aswaja yang dijadikan landasan berpikir NU untuk menentukan arah perjuangan.
Secara lebih rinci, Pengasuh Pesantren Nurul Huda Surabaya ini mengemukakan bahwa dalam merespon persoalan, baik yang berkenaan dengan masalah keagamaan maupun kemasyarakatan, NU memiliki manhaj Aswaja dengan ciri khas. "Dalam bidang aqidah atau teologi, mengikuti manhaj dan pemikiran Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-Maturidi," jelasnya.
Sedangkan dalam bidang fiqih bermazhab kepada salah satu Al-Madzahibil Arba'ah yakni Imam Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali. "Dan untuk bidang tasawuf, mengikuti Imam Al-Junaid Al-Baghdadi dan Abu Hamid Al-Ghazali," katanya di aula PWNU Jatim.
Untuk dapat menjabarkan fikrah nahdliyah tersebut, PW Aswaja NU Center telah membentuk sejumlah divisi. Pertama adalah uswah atau usaha sosialisasi Aswaja yang merupakan usaha menyosialisasikan dan menyebarkan paham Aswaja NU lewat media cetak, elektronik, pengajian, lailatul ijtima', khatbah Jumat, dan sebagainya.
"Demikian juga ada biswah yakni bimbingan dan solusi Ahlussunnah wal Jamaah," katanya. Divisi ini menfasilitasi pengurus Syuriyah NU secara berkala untuk membimbing dan memberikan solusi kepada masyarakat tentang paham Aswaja, baik secara langsung, melalui telpon ataupun media lain, jelasnya.
Yang ketiga adalah divisi dakwah yakni daurah kader Ahlussunnah wal Jamaah yang mengadakan pelatihan kader Aswaja secara berkala untuk mencetak kader loyal.
"Selanjutnya adalah kiswah atau kajian Islam Ahlussunnah wal Jamaah," ungkapnya. Dalam praktiknya, divisi ini melakukan kajian Islam Aswaja ditinjau dari berbagai disiplin ilmu dalam bentuk halaqah, seminar atau forum ilmiah lain dengan menghadirkan nara sumber dari berbagai ahli, terangnya.
Dan yang terakhir adalah makwah, yakni maktabah Ahlussunnah wal Jamaah dengan membuka perpustakaan di kantor PWNU untuk menyediakan kitab dan buku bacaan tentang Aswaja.
Kelima divisi ini telah dilakukan penyegaran personil. "Ini demi kian meningkatkan khidmah kita dalam memasyaratkan Aswaja," tandas Kiai Navis.
Sejumlah darah baru hadir pada koordinasi ini. Ada perwakilan dari UIN Sunan Ampel, Unesa, Keluarga Mahasiswa NU (KMNU) Unair, ITS serta kampus lain. "Diharapkan kehadiran para aktivis kampus ini akan kian menyebarkan Aswaja An-Nahdliyah di seluruh lapisan masyarakat," pintanya. (Ibnu Nawawi/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
3
Kantor Bupati Pati Dipenuhi 14 Ribu Kardus Air Mineral, Demo Tak Ditunggangi Pihak Manapun
4
Nusron Wahid Klarifikasi soal Isu Kepemilikan Tanah, Petani Desak Pemerintah Laksanakan Reforma Agraria
5
Badai Perlawanan Rakyat Pati
6
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
Terkini
Lihat Semua