Daerah

Larangan Takabbur dalam Beribadah

Sel, 26 Maret 2019 | 05:00 WIB

Jombang, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amanah Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur KH Abdul Kholiq Hasan Al-Hafidz mengingatkan bahayanya mengikuti hawa nafsu dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya mengikuti hawa nafsu yang bernama ujub atau takabbur dengan ketaatan beribadah kepada Allah.

Seorang hamba yang rajin shalat lima waktu, membaca Al-Quran, puasa, dan bersedekah pada hakikatnya mereka mendapatkan keutamaan atau anugerah dari Allah. Tanpa hal itu, manusia tak bisa berbuat apa-apa.

“Jangan ujub dengan ketaatan, karena taatmu adalah anugerah dari Allah SWT. Manusia tak pantas memiliki sifat ujub,” katanya dalam kajian rutinan di Pesantren Al-Amanah, Senin (25/3).

Alumni Pondok Pesantren Madrasatul Quran ini mengatakan pentingnya setiap manusia mensyukuri setiap nikmat yang dianugerahkan oleh Allah. Karena tidak semua manusia mendapatkan hal tersebut.

Namun, bagi manusia yang belum diberikan anugerah oleh Allah juga tak boleh berputus asa. Tetap lah berusaha menggapai ridlo Allah. Bahkan bila diuji oleh Allah dalam berbagai masalah maka hendaknya mengambil sisi positif dari peristiwa tersebut. Sebagai sarana untuk introspeksi diri.

“Jangan mengecilkan nikmat Allah hingga kita lupa bersyukur. Dan jangan juga mudah mengeluh saat kau di uji. Karena banyak hikmah dalam ujian yang diberikan Allah kepada hamba-Nya untuk muhasabah diri,” ujar Kiai Kholiq.

Ia menjelaskan, jika ingin selamat dari godaan hawa nafsu dalam beribadah maka kuncinya adalah mengikuti rambu-rambu Allah yang sudah dijelaskan di Al-Quran dan hadits nabi. Dengan begitu manusia pasti akan sampai dengan selamat. Karena hawa nafsu manusia sifatnya sering membuat tersesat.

“Dalam kitab Al-Hikam karya Ibnu Athoilah dijelaskan,
لايخاف عليك ان تلتبس الطرق عليك وإنما يخاف عليك من غلبة الهوى عليك
Artinya, bukan ketidak jelasan jalan yang dikhawatirkan dari dirimu, yang dikhawatirkan adalah menangnya hawa nafsu atas dirimu. Ikuti saja ketentuan dari Allah maka kita akan selamat,” pungkas Rektor Institut Agama Islam Bani Fattah Tambakberas ini. (Syarif Abdurrahman/Muhammad Faizin)