Daerah

Latih Kebersamaan, tiap Ranting Setor Satu Kilo Beras

Kam, 4 April 2013 | 16:12 WIB

Wonosobo, NU Online 
Tak harus mengeluarkan biaya yang besar dalam melakukan sebuah kegiatan yang besar. Seperti halnya Pengurus Anak Cabang (PAC) GP Ansor Kecamatan Wadaslintang  yang mencoba menggerakkan ranting-ranting di tiap desa untuk menyetorkan beras satu kilogram dalam acara Banser Tanggap Bencana (Tabana) yang digelar di sekitar Waduk Wadaslintang lebih tepatnya di Desa Sumbersari, Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo, akhir pekan lalu.
<>
“Setiap ranting kami suruh untuk membawa beras sebanyak satu kilogram. Dan tadi terkumpul sekitar 15 Kg beras,” Ungkap Hanif Nurhidayat Pengurus  GP Ansor PAC Wadaslintang.

Menurutnya, ajakan atau anjuran bagi ranting  untuk membawa beras satu kilo itu sebagai simbol kesetiaan serta melatih agar kader itu mempunyai jiwa kebersamaan dan kepedulian. Sebab dengan terlatih sikap kepedulian, maka tidak akan mudah tergoyah oleh badai yang menghalang. 

“Sebenarnya bukan pada ukuran jumlah berasnya namun para kader itu mau atau tidak ketika disuruh untuk membawa beras pada saat melakukan kegiatan yang dimanfaatkan untuk dirinya sendiri. Dan secara tidak langsung  cara itu adalah digunakan untuk melatih militansi para kader-kader ansor yang berada diranting,” jelasnya.

Lebih dari itu, kata Hanif beras yang sudah disetorkan juga akan dikelola sendiri oleh peserta kegiatan Tabana. Sebab dengan memasak sendiri maka para kader ansor dan banser bisa merasakan bagimana rasanya memasak. 

“Kita juga upayakan beras yang sudah terkumpul itu agar dimasak secara bersama-sama  oleh tim. Tujuannya agar mereka terlatik kekompakan dan kebersamaan dalam sebuah tim. Karena banser itu dalam bekerja selalu mengedepankan kebersamaan dan kekompakan,” terangnya.

Sementara itu, Instruktur SAR Kolodete Kabupaten Wonosobo Dhani Hamzah mengatakan, dalam kegiatan simulasi banser gabungan Wadaslintang, Kliwiro, Kalibawang serta Garung ini kami bagi menjadi tiga bagian. Bagian dapur yang khusus masak, lalu bagian penolongan korban darat dan laut. 

“Kami memang usahakan dibagi menjadi tiga kelompok agar ketika setelah selesai kegiatan saling bersinergi,” terangnya.

Menurutnya, kesetian dan kekompakan Ansor dan Banser di Kecamatan Wadaslintang patut dititu. Sebab dengan meniru kekompakan tersebut maka akan muncul kader-kader yang mempunyai jiwa berjuang. 

“Saya sangat senang dengan kekompakan dari ansor dan banser di Kecamatan wadaslintang. Terbukti kegiatan Simulasi Banser tanggap bencana bisa berjalan lancar dan tanpa ada kendala,” terangnya.

Kontributor: Fathul Jamil