Sumenep, NU Online
Keluar dan masuknya nafas, manakala tidak diniatkan untuk Allah, maka bakal ada iblis di dalamnya. Dari sinilah sumber kejahatan akan bermula dan berlangsung secara berkesinambungan.
Demikian ditegaskan pelatih Lembaga Bela Diri Sinar Putih, Kiai Basuki Hudiono, saat mengisi latihan khusus pada latihan bersama Sinar Putih Cabang Pamekasan di Islamic Center Sumenep, Ahad (9/9).
Kegiatan diikuti ratusan nahdliyin dari Kabupaten Pamekasan dan Sumenep. Ratusan santri Annuqayah Guluk-Guluk juga bergabung saat latihan.
Kiai Basuki menegaskan, titik tekan latihan bela diri Sinar Putih adalah di pernafasan. Nafas melekat pada kita mulai lahir. Nafas adalah pokok kehidupan.
Melalui Sinar Putih, tegasnya, kita dituntut untuk tidak seenaknya bernafas. Namun, harus selalu mengingat bahwa Allah lah yang memberi nafas ini.
"Jadi, bukan sebatas belajar gerakan atau jurus. Lebih dari itu, kita mesti belajar siapa yang menggerakkan, yaitu Allah SWT," urai Bapak Basuki, sapaan akrabnya.
Diterangkan, tujuan hidup adalah ibadah. Kerja, kontrol, dan koordinasi nafas bisa diikhtiarkan bersinergi lewat Sinar Putih. Dari sinilah dapat diperoleh nafas yang beraturan.
"Ada tiga hal penting yang perlu kita fokuskan dalam latihan yakni gerak, nafas, dan konsentrasi,” katanya. Tinggalkan hal-hal di luar latihan, jangan sampai masuk ke latihan. Karena itulah, fokus adalah kunci dari latihan Sinar Putih, lanjutnya.
Menurutnya, jurus satu itu pencetak energi. Jurus selanjutnya pelepas energi. Latihan ini insya Allah bisa menimbulkan kepekaan diri. Itu manakala latihan benar antara gerak, nafas, dan konsentrasi.
"Konsentrasi di awal menggunakan kerja otak atau pikiran. Selanjutnya, ia diistirahatkan karena kita memasukkan rasa. Terus menerus begitu saat kita latihan," tegas Kiai Basuki.
Pada kesempatan itu, Kiai Basuki menghadirkan satu pertunjukan. Yakni, meminta satu pelatih unit Sumenep beserta anggotanya maju ke depan. Si anggota menyerang sang pelatih lewat jurus tenaga dalam. Sang pelatih terpental dan berguling-guling serta pingsan. Kondisi tersebut kembali normal lewat jurus satu dari sang anggota. (Hairul Anam/Ibnu Nawawi)