Daerah

Lewat Patungan, Anak Ranting NU di Sumenep Akhirnya Miliki Kantor

Kam, 29 Oktober 2020 | 23:30 WIB

Lewat Patungan, Anak Ranting NU di Sumenep Akhirnya Miliki Kantor

Dengan dana yang dikumpulkan saat acara kompolan, PARNU Battangan, Gapura Timur, Gapura, Sumenep memiliki kantor sendiri. (Foto: NU Online/Firdausi)

Sumenep, NU Online

Hal yang sangat didambakan kepengurusan Nahdlatul Ulama di beragam tingkatan adalah memiliki kantor sendiri. Keberadaannya menjadi penting agar segala hal yang menyangkut kebutuhan administrasi dapat terlayani dengan baik.

 

Keberadaan kantor sekaligus menjadi sarana komunikasi dan konsolidasi, bahkan beragam kegiatan dapat diselenggarakan. Dengan demikian, perjalanan jamiyah dapat tertata dengan lebih baik. Meskipun kegiatan ke kepengurusan yang lebih bawah tetap dilaksanakan.

 

Semangat itu pula yang dimiliki Pengurus Anak Ranting Nahdlatul Ulama Dusun Battangan, Desa Gapura Timur, Kecamatan Gapura, Sumenep, Jawa Timur. Lewat perjalanan panjang akahirnya berhasil diresmikan kantor sekretariat NU setempat yang berbarengan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW.

 

KH A Panji Taufiq mengapresiasi semangat Nahdliyin yang bersusah payah menggalang dana demi terwujudnya tujuan organisasi. Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep tersebut menceritakan kepada media ini bahwa tidak hanya kepengurusan di tingkat desa yang semangat memiliki kantor, bahkan hingga dusun.

 

"Ada beberapa ranting yang sudah resmi memiliki kantor, antara lain Banuaju Batang-Batang, Lobuk Bluto, dan Pancor Gayam kepulauan Sapudi," katanya, Kamis (29/10).

 

Di kesempatan berbeda, KH Khaliq mengutarakan bahwa saat penyusunan program kerja para pengurus yang notabene kader penggerak NU sepakat untuk memprioritaskan pembangunan kantor agar Desa Gapura Timur menjadi kampung NU.

 

Katib Pengurus Anak Ranting NU Battangan tersebut menjelaskan bahwa keberhasilan didukung semarak Nahdliyin untuk memelihara kultur di tengah perubahan zaman.

 

"Alhamdulillah berkat kegotong royongan warga NU struktural dan kultural, masyarakat semakin cinta pada NU dengan bukti selesainya pembangunan kantor idaman walaupun di tengah perjalanannya mucul perasaan pesimis," ungkapnya.

 

Selanjutnya, diharapkan dengan diresmikannya kantor ini bisa memotivasi PRNU se-Kabupaten Sumenep karena jumlah Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (KPNU) terbanyak berada di Dusun Battangan dengan total 113 orang.

 

Alumni Pondok Pesantren Al-Is'af Kalabaan Guluk-guluk tersebut menjelaskan bahwa sumber dana berupa uang dan bahan material diperoleh dari banyak kalangan. Yakni pengurus struktural, kultural, KPNU, santri alumni KH Hamdi selaku Rais Anak Ranting Nahdlatul Ulama, warga perantauan, dan orang kaya.

 

Semua diperoleh tanpa menyodorkan proposal, namun suka rela. Selain itu i'anah syahriyah juga menjadi pos pendapatan demi mengurangi beban panitia.

 

"Setiap kompolan rutin yang diisi dengan kajian kitab kuning, mayoritas pengurus dan anggota membawa uang seikhlasnya demi pembangunan kantor," katanya.

 

Tak sampai di situ, dirinya menegaskan bahwa keberadaan kantor adalah milik bersama. Karena di dusun ini terdapat Fatayat NU yang terus eksis mensyiarkan ajaran Islam ala thariqati Ahlusunnah wal Jamaah an-Nahdliyah.

 

"Dengan demikian, maka kantor ini diberi nama kantor Anak Ranting NU Masjid Jamiul Muslimin Dusun Battangan," ungkapnya.

 

Dirinya mengajak kepada Nahdliyin dan nahdliyat untuk berkhidmat di NU luar dan dalam. Karena merawat NU sama halnya dengan membesarkan agama dan negara.

 

"Ingat, muassis mewariskan NU pada kita, maka kita hukumnya wajib mewariskan kepada anak cucu kita," pungkasnya.

 

Kontributor: Firdausi

Editor: Ibnu Nawawi