Daerah

Lima Jenis Kue Basah yang Cocok Jadi Hidangan Lebaran

Sen, 2 Mei 2022 | 19:00 WIB

Lima Jenis Kue Basah yang Cocok Jadi Hidangan Lebaran

Ilustrasi: Wingko babat, salah satu kue basah yang cocok dihidangkan saat lebaran.

Tegal, NU Online
Kue basah merupakan makanan ringan yang memiliki tekstur lembut, empuk, dan tidak tahan lama. Indonesia sendiri memiliki beraneka macam jenis kue basah, biasanya masyarakat menyebutnya dengan jajanan pasar, karena memang hanya dijumpai di pasar tradisional.


Pada momentum lebaran, tidak hanya kue basah saja yang menjadi andalan untuk disuguhkan kepada para tamu. Tetapi, kue basah juga menjadi andalan untuk disuguhkan kepada para tamu yang datang.


Dihubungi NU Online Sabtu (30/4/2022) warga asal Tegal, Umi Yaroh yang biasa menghidangkan kue basah sebagai hidangan lebaran mengungkapkan ada lima jenis kue basah yang cocok dijadikan sebagai hidangan lebaran.
Pertama, kue lemper. Sekilas kue lemper dilihat dari tampilannya mirip dengan arem-arem. Tetapi dari segi bahan, dan rasa tentu saja berbeda. Kue lemper terbuat dari beras ketan dengan isian berupa abon. Untuk ukuran kue lemper sebesar ibu jari.


"Untuk proses menanak beras ketan sama seperti kita menanak nasi, namun untuk kue lemper ditambahkan santan kental. Setelah matang, itu diangin-anginkan terlebih dahulu, baru kemudian dibungkus menggunakan daun pisang. Untuk isiannya berupa abon, nah supaya enak abon diberi gula pasir," terangnya.


Kedua, kue lepet. Kue lepet terbuat dari beras ketan dan juga kelapa parut. Nah kue lepet ini tidak ada isiannya, namun ada juga yang diberi campuran kacang merah. Untuk proses pembuatannya memakan waktu yang cukup lama. Di beberapa daerah kue lepet disajikan pada H+7 lebaran yang dikenal dengan nama 'bada kupat'. Pada perayaan bada kupat antartetangga dan kerabat saling bertukar kupat, dan kue lepet.


"Untuk bungkus kue lepet itu menggunakan daun janur. Setahu saya lepet ini memiliki filosofi silep kang rapet. Maksudnya setelah saling memaafkan, kemudian jangan mengungkit-ngungkit kembali," jelasnya.


Ketiga, puding mangga. Proses pembuatan puding mangga cukup simpel, bahan bakunya berupa bubuk agar-agar, susu kental manis, gula pasir, dan sirup mangga. Pertama-tama didihkan air, kemudian masukkan bubuk agar-agar, susu kental manis, dan gula pasir. Kemudian aduk-aduk sampai rata, masak hingga matang.


"Untuk satu kaleng susu, dua bubuk agar-agar, seperempat gula pasir itu bisa jadi sekitar 70 cup. Setelah matang langsung tuangkan ke dalam wadah, lalu berikan sirup. Nah untuk satu cap cukup dua sendok sirup saja," lanjutnya.


Keempat, wingko. Wingko atau juga sering disebut dengan wingko babat merupakan makanan khas tradisional Indonesia. Wingko sangat terkenal di Pantai Utara Pulau Jawa. Wingko terbuat dari tepung ketan, dan kelapa parut. Rasa gurih khas dari kelapa parut membuat wingko cocok disantap bersama dengan kopi, atau teh.


"Wingko babat terbuat dari kelapa muda, gula, dan beras ketan. Nah ketiga komponen itu saya kira yang menjadikan cita rasanya itu manis dan gurih. Untuk proses pembuatannya cukup mudah, di era sekarang ini resep-resep berkaitan dengan wingko juga banyak ditemukan di internet," kata Umi Yaroh. 


Kelima, kue bogis. Secara tampilan, dan proses pembuatan hampir sama dengan kue kelemet, karena bahan bakunya memang sama-sama dari tepung beras ketan. Tetapi secara rasa jelas beberapa. Nah yang membedakan kalau kue kelemet menggunakan air rebusan daun pandan, sementara kue bogis menggunakan air rebusan gula Jawa.


"Untuk isiannya itu dinamakan ente-ente, kalau untuk kue kelemet ente-ente terbuat dari parutan kelapa dan gula Jawa. Sementara untuk ente-ente terbuat dari kacang hijau, bisa juga menggunakan kacang merah," pungkasnya.


Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: Kendi Setiawan