Daerah TRADISI

‘Tumpeng Suci Ulam Sari’, Tirakatan Maulid Nabi di Wonogiri

Kam, 16 Januari 2014 | 03:02 WIB

Wonogiri, NU Online
Malam hampir tiba. Suara kentongan dipukul bertalu-talu. Sejumlah warga mulai berduyun-duyun menuju rumah Kepala Dusun (Kadus). Di tangan mereka ada bungkusan yang dibalut dengan kain.
<>
Itulah pemandangan di sejumlah desa di Kecamatan Baturetno, Kecamatan Ngadirojo, dan Kecamatan Nguntoronadi saat Magrib usai, Senin (13/1). Seperti halnya saban malam tirakatan Maulid Nabi, sejumlah warga di tiga kecamatan itu membuat sesajen berupa tumpeng nasi uduk dan ingkung ayam kampung, warga Baturetno biasa menyebut dengan ‘Tumpeng Suci Ulam Sari’.

‘Tumpeng Suci Ulam Sari’ dalam makna Jawa sendiri merupakan simbol permohonan masyarakat supaya dijauhkan dari mara bahaya dan diberkahi Tuhan. Momen ini sekaligus jadi ajang silaturahmi antarwarga.

Dalam tradisi itu pula, setiap warga wajib mengeluarkan satu paket nasi tumpeng dan ingkung ayam yang dibawa ke rumah Kadus dan masjid. Warga pun duduk bersila, sementara uborampe ditaruh di depan mereka untuk didoakan oleh tokoh masyarakat, kemudian dilanjutkan oleh ustadz.

Usai didoakan, warga berkeliling mengambil satu paha ayam ingkung. Setelah terkumpul, paha ayam dibagikan kepada fakir miskin maupun janda-janda yang tak mampu. Selain momen peringatan Maulid Nabi, tradisi uduk ingkung ini dilakukan dua kali, yakni pada saat ‘Maleman’, di waktu malam-malam ganjil Ramadhan. (Ajie Najmuddin/Mahbib)