Daerah

MA Al Hikmah Bandarlampung Bekali Santri dengan Kitab Karya Pendiri NU

Rab, 18 April 2018 | 05:30 WIB

MA Al Hikmah Bandarlampung Bekali Santri dengan Kitab Karya Pendiri NU

Para santri Pesantren Al Hikmah Bandarlampung

Bandarlampung, NU Online
Dalam rangka membekali seluruh santri kelas XII Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Hikmah Bandarlampung yang baru saja melaksanakan Ujian Nasional tahun 2018, pihak pesantren memberikan pembekalan dengan berbagai materi terkait pemahaman Ahlussunnah wal Jama’ah An Nahdliyah dan materi lain terkait dengan ke-NU-an. Salah satu materi yang diberikan adalah kajian Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah karya Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari yang dilaksanakan dengan sistem bandongan dan diskusi.

“Kami ingin membekali santri agar paham tentang ajaran Aswaja ala Nahdiyah dan sekaligus membentengi santri agar tidak terjerumus pada aliran-aliran baru yang bertentangan dengan Aswaja an Nahdiyah,” demikian dikatakan pengasuh pondok pesantren, KH Basyaruddin Maisir kepada NU Online, Rabu (18/4).

Menurutnya saat ini penting sekali memberikan pemahaman dan pembekalan tentang ke-NU-an kepada para generasi muda NU terlebih saat mereka meneruskan pendidikan kejenjang perguruan tinggi dan terjun di tengah-tengah masyarakat. Saat ini lanjutnya, berbagai macam aliran dan paham keagamaan transnasional secara massif masuk keberbagai lini kehidupan khususnya lini pendidikan di Indonesia.

“Kalau tidak dibekali dengan pemahaman yang benar dan modal yang kuat, bisa saja para generasi muda tergerus pemahamannya dan ikut dengan aliran serta paham keagamaan yang banyak muncul di Kampus Perguruan Tinggi,” jelas Katib Syuriyah PWNU Provinsi Lampung ini.

Secara psikologis lanjutnya, para generasi muda masih labil dalam emosi serta pemahaman terhadap fenomena yang terjadi disekitarnya. Sehingganya memerlukan panduan, bekal dan arahan dari para orang tua agar tidak terjerumus kedalam hal-hal yang akan menyebabkan banyak kemudlaratan bagi diri, keluarga dan masyarakat mereka masing-masing.

“Apalagi para anak muda yang cerdas dan haus terhadap ilmu-ilmu agama di era teknologi dan informasi saat ini, harus benar-benar diarahkan pemahaman mereka sehingga kecerdasan yang dimiliki dapat diarahkan untuk memahami agama secara benar. Tidak tekstual tapi kontekstual. Tidak pakai rasio saja tapi pakai rasa juga.Tidak dengan pemahaman ketat tapi moderat,” tegasnya.

Dengan pembekalan kitab dari pendiri NU ini, Kiai Maisir juga berharap kedepan para santri akan menjadi pioner dalam mengembangkan Jamiyyah Nahdlatul Ulama, menjadi aktifis NU yang siap berkhidmah untuk mengawal paham Ahlussunnah wal Jama’ah An Nahdliyah.

“Semoga mereka akan terinspirasi dan termotivasi untuk berjuang tanpa kenal lelah seperti yang dicontohkan oleh  Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari,” harapnya.

Kegiatan ini diikuti oleh 99 santri kelas XII dan dilaksanakan selama enam hari mulai 14 sampai dengan 25 April 2018 di aula pesantren setempat yang berlokasi di Jalan Sultan Agung Gang Raden Saleh No 23 Kedaton Bandarlampung. Materi lain yang didapatkan oleh para santri pada pembekalan tersebut adalah Pengembangan Keilmuan, Kepesantrenan, Kewirausahaan, Visi dalam menghadapi Situasi Global, Kiat Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi dan Dakwah Kemasyarakatan. (Muhammad Faizin)