Daerah

Mahasiswa UNU NTB Studi Banding Seni Budaya di Solo

Ahad, 24 Januari 2016 | 08:00 WIB

Mataram, NU Online
Sebanyak enam mahasiswa Program Studi Seni Drama, Tari, dan Musik (Sendratasik) Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat melakukan staudi banding budaya di Yayasan Cakra Budaya Nusantara Kota Solo, Jawa Tengah. Studi banding yang dilakukan bersama dua dosen ini bakal berlangsung selama 3 minggu.

Gde Agus, dosen pengampu yang mendampingi studi banding kali ini, menjelaskan selama di kota Solo, lanjutnya, mahasiswa Sendratasik angkatan 2015 diajak untuk melihat beberapa seni yang terdapat di kota ini, seperti wayang orang Sriwedari, gamelan Jawa gaya Surakarta, tari tradisi gaya Surakarta, dan teater. Para mahasiswa juga menonton forum Bukan Musik Biasa di Taman Budaya Surakarta, serta belajar tari dan musik secara gratis dengan pengajar dari Yayasan Cakra Budaya Nusantara.

Saat berdiskusi  tentang film dokumenter, mahasiswa Sendratasik UNU NTB bahkan ditunjuk sebagai pembicara tentang kebudayaan masyarakat Sade serta Bayan Beleq di Yayasan Cakra Budaya Nusantara. Selanjutnya mencari refrensi berupa buku, penelitian ilmiah karya dokumentasi di perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta.

Melalui studi banding ini ia berharap UNU NTB akan melahirkan mahasiswa yang tak hanya bergelar akademik tapi juga memiliki pengalaman.

"Bagi kami mencetak sarjana yang berkualitas justru menjadi sebuah kebanggaan kami maupun mampu mengangkat nama lembaga perguruan tinggi UNU NTB karena setelah mereka wisuda nantinya harus dapat bertanggung jawab dengan ilmu yang sudah mereka timba serta mengaplikasikannya ke masyarakat," harapnya.

Agus mengimbau kepada para mahasiswa yang ikut belajar ke Solo untuk menggunakan waktu sebaik mungkin. Studi banding ini sekaligus mengisi liburan semester ganjil dalam bentuk kegiatan kuliah nonformal.

"Saya memiliki harapan yang banyak bahwa dengan kegiatan seperti ini mahasiswa Sendratasik memiliki kualitas yang nantinya mampu mengharumkan nama kampus juga. Kami berdua hanya pengajar biasa yang ingin melihat mahasiswa melibihi ilmunya dari kita," tutup Agus. (Syamsul Hadi/Mahbib)