Daerah

MANU TBS Kudus Bekali Guru Implementasikan Kurikulum 2013

NU Online  ·  Jumat, 27 Desember 2013 | 16:03 WIB

Kudus, NU Online
Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MANU) Tasywiquth Thullab Salafiyyah (TBS) Kudus, Jawa Tengah, mengadakan Workshop Implementasi Kurikulum 2013 di Hall Hotel Graha Muria, Selasa - Kamis (24-26/12). Lokakarya yang diikuti 64 guru ini untuk mempersiapkan tenaga pendidik menyambut penerapan kurikulum baru.
<>
Seorang panitia peyelenggara, H Nur Khamim, mengemukakan, kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman secara utuh kepada para pengajar mengenai implementasi kurikulum 2013. ''Dengan memahami secara utuh kurikulum baru 2013 ini, diharapkan guru bisa mengimplementasikannya dalam menjalankan tugas mengajar sehari-hari,'' katanya.

Narasumber lokakarya datang dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang, yakni Ikhrom MAg dan Saminanto MSc. Ikhrom mengatakan, Kurikulum 2013 menuntut para guru untuk beradaptasi atau bermetamorfosis, sehingga dalam implementasinya sesuai dengan yang diharapkan.

"Di kurikulum baru 2013, gaya mengajar model lama harus jadi gaya baru. Sebab, ujung tombak dari kurikulum ini, yaitu dimulai dari proses. Jadi tidak cukup melakukan pengajaran dengan gaya konservatif,'' ungkapnya dalam lokakarya yang dibuka kepala madrasah KH Musthofa Imron itu.

Dosen metodologi pendidikan IAIN Walisongo Semarang ini menjelaskan, Kurikulum 2013 itu mengintegrasikan tiga hal. ''Tiga hal ini adalah attitude (sikap), knowledge (pengetahuan), dan skill (ketrampilan),'' tambahnya.

Terkait hal ini, Ikhrom pun berpandangan, seorang guru harus mampu lebih jeli melihat kondisi peserta didiknya. ''Dengan adanya Kurikulum 2013 ini, guru harus memiliki jiwa peneliti. Seperti mengamati dan menganalisa persoalan, hingga merumuskan berbagai problem solving jika menemukan sebuah persoalan,'' terangnya.

Namun begitu, Ikhrom berpandangan, implementasi Kurikulum 2013 ini membutuhkan waktu paling tidak dua semester persiapan. ''Masih banyak guru yang belum siap, sehingga membutuhkan bimbingan teknis (Bintek) bagi guru di semua wilayah di Indonesia dan pendampingan, agar kurikulum ini benar-benar terimplementasi dalam sistem pembelajaran nasional,'' tuturnya. (Qomarul Adib/Mahbib)