Daerah TRADISI RAMADHAN

Masjid Agung Sumenep Dipadati Jamaah I’tikaf

Rab, 10 Juli 2013 | 16:00 WIB

Sumenep, NU Online  
Hari pertama puasa Ramadhan 1434 Hijriyah, Rabu (10/7) di Masjid Agung Sumenep, Madura, Jawa Timur, dipenuhi jamaah yang melakukan i’tikaf. 
<>
Pantauan NU Online, selepasa Shalat Dhuhur, jamaah tidak langsung keluar. Ada yang menyempatkan waktu untuk membaca Al-Qur’an, berzikir dan istirahat melepas lelah dengan niat iktikaf.

Fathorrahman, pegawai negeri sipil di lingkungan sekretariat DPRD Sumenep, mengaku sengaja meluangkan waktu untuk Shalat Dhuhur di masjid tersebut dan membaca Al-Qur’an sebagai tambahan amal di bulan Ramadhan.

“Kantor kita kan dekat, dan di sini lebih nyaman bila dibandingkan dengan mushala di kantor. Makanya kita milih Shalat di sini,” terangnya, Rabu (10/7) di masjid yang merupakan salah satu 10 masjid tertua di Indonesia tersebut.

Sementara Abdulah Thalib, salah seorang jemaah lain mengatakan, ia sengaja menyisihkan waktu untuk bershalat jemaah dan berzikir dengan niatan i’tikaf. Katanya, i’tikaf di masjid pada bulan puasa sangat disunatkan.

“Saya memang tiap tahun Shalat Dhuhur di sini kemudian i’tikaf, karena masjid tertua dan sejuk lagi,” sambil melihat bangunan masjid yang lebar.

Dia mengatakan, bila dibandingkan masjid lainnya, jumlah jamaah di masjid ini lebih banyak, bahkan tiap harinya selalu lebih dari 100 jamaah. Selain itu, suasanaya masih alami, sehingga menarik minatnya untuk betah berlama-lama di sana.

“Semoga saya ada waktu untuk menyelesaikan i’tikaf selama sebulan di sini, dengan harapan dapat maghfirah (ampunan),” harapnya.

Menurut catatan sejarah, pembangunan Masjid Sumenep dimulai pada tahun 1779 M. dan selesai 1787 M., oleh Panembahan Somala. Bangunan tersebut  merupakan salah satu bangunan pendukung karaton, yakni sebagai tempat ibadah bagi keluarga karaton dan masyarakat. 


Redaktur     : Abdullah Alawi 
Kontributor : M. Kamil Akhyari