Daerah

Maulid dan Hari Santri Sarana Mengingat Kiprah Muassis NU

Jum, 23 Oktober 2020 | 10:00 WIB

Maulid dan Hari Santri Sarana Mengingat Kiprah Muassis NU

KH Zarkasyi Abdurrahim pada kajian natsar al-Barzanji saat peringatan Hari Santri 2020. (Foto: NU Online/Firdausi)

Sumenep, NU Online

 Seluruh warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin umumnya membacakan syair al-Barzanji saat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Hal itu untuk mengingat riwayat seraya memanjatkan shalawat dan salam dengan harapan mendapat berkah, keselamatan, kesejahteraan, dan ketentraman dunia hingga akhirat.

 

Hal tersebut sebagaimana dilakukan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pragaan, Sumenep, Jawa Timur. Mereka memperingati hari santri dan maulid Nabi dengan mengkaji natsar kitab Al-Barzanji di halaman kantor setempat, Kamis (22/10).

 

KH Zarkasyi Abdurrahim berharap di momen hari santri yang bertepatan dengan maulid Nabi, Nahdliyin bisa merenungkan dan memetik hikmah atas perjuangan muassis NU saat mengusir penjajah.

 

Rais MWCNU Pragaan tersebut mengajak hadirin membangun kebersamaan di antaranya membangun majlis shalawat untuk menambah kedekatan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.

 

"Shalawat Barzanji yang sering kita lantunkan di bulan Rabi'ul Awal akan mengucurkan keberkahan seperti halnya Allah melimpahkan kepada Nabi kita," katanya.

 

Selanjutnya, KH Zarkasyi Abdurrahim mengajak untuk tidak berhenti memuji Allah dan bershalawat agar menjadi sumber kenikmatan.

 

Kajian Natsar Al-Barzanji

Kiai Zarkasyi menjelaskan natsar tersebut dengan mengajak menghaturkan salam kepada Rasulullah. Karena Muhammad ibnu Abdullah adalah nur.

 

"Mari kita rebut cahaya tersebut agar kita semua kecipratan cahaya suci ini," ajaknya. Dalam hadits juga disebutkan sebelum terciptanya jagad raya ini Allah terlebih dahulu menciptakan nur Muhammad, lanjut dia.

 

Disampaikan bahwa saat diciptakannya nur Muhammad, masih belum ada pencatat takdir. Sebaliknya neraka bahkan malikat Allah dan makhluk lainnya masih belum tercipta. Bahkan langit, bumi, matahari, bulan, hingga bangsa jin dan manusia juga belum tercipta.

 

Alumni Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan tersebut juga mengajak menjaga kesucian keluarga Nabi dari awal hingga akhir demi mengharap keridlaan Allah SWT. Menjaga haibah keluarga Nabi, seperti halnya mencintai dan akan berkumpul kelak di akhirat.

 

Di akhir kajian, putra almaghfurlah KH Abdurrahim berharap agar warga NU diberikan kekuatan untuk menjaga nurun 'ala nur.

 

"Mudah-mudahan cahaya tersebut sampai ke serambi kantor MWCNU kemudian menyinari Kecamatan Pragaan, serta dijauhkan dari gelap gulitanya persoalan-persoalan duniawi," pungkasnya.

 

Acara dihadiri nahdliyin baik dari jajaran pengurus harian MWCNU, lembaga, Pengurus Ranting NU, dan badan otonom NU se-Kecamatan Pragaan. Adapun rentetan acaranya: pembukaan, apel hari santri, kajian natsar Al-Barzanji, pembacaan shalawat Nabi, dan diparipurnai doa.

 

Kontributor: Firdausi

Editor: Ibnu Nawawi