Sukoharjo, NU Online
KH Muwafiq berpendapat peringatan Maulid Nabi Muhammad oleh warga Nahdliyin adalah upaya sadar diri posisi sebagai hamba Allah dan pengikutnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Ia menyampaikan hal itu pada peringatan Maulid Nabi di Ranting NU Cabeyan, Sukoharjo, Jawa Tengah Kamis, (9/1).
<>
“Sebab saat sekarang ini sudah banyak orang “konslet” dalam mengikuti jejak Nabinya,” katanya.
Menurut dia, konslet karena sebagian umat hanya mengambil sifat wadagnya saja tanpa mengambil sifat batin atau ruhaniyahnya Nabi Muhammad. Padahal jarak antara masa Nabi Muhammad dengan jaman sekarang sangat jauh.
“Maka sepatutnyalah peringatan Maulid Nabi ini dijadikan memontum bangkitnya kesadaran jamaah Nahdhiyin dalam merangkum keimanan, keislaman dan keihsanan sebagai perilaku kenabian,” tegasnya.
Hadir pada kesempatan itu Ketua Syuriah dan Tanfidziah PCNU Kabupaten Sukoharjo, KH. Ahmad Baidlowi dan H.Nagib Sutarno, M.Ag. Ketua PCNU mengharapkan majelis seperti ini dijadikan sarana mahabbah kepada Nabi Muhammad SAW.
Ia juga menghimbau jamaah Nahdhiyin handir di acara puncak peringatan Maulid Nabi PCNU Sukoharjo pada tanggal 13 Januari di Masjid Agung Sukoharjo. “Shalawat sebagai Syiar Islam jangan sampai hanya di tingkat pedesaan tapi harus didengungkan di perkotaan,” imbaunya.
Maulid Nabi ini dimeriahkan grup hadrah “Pengayoman Ilahi” asuhan Kiai Badrun dengan Pembacaan Maulid Shimthudh dhuror. (Agus Purwanggono/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
4
Khutbah Jumat: Jangan Bawa Tujuan Duniawi ke Tanah Suci
5
Khutbah Jumat: Merajut Kebersamaan dengan Semangat Gotong Royong
6
Buka Workshop Jurnalistik Filantropi, Savic Ali Ajak Jurnalis Muda Teladani KH Mahfudz Siddiq
Terkini
Lihat Semua