Daerah

‘Mbah Dullah Jarang mengatakan Sesuatu, tapi Menunjukkan dengan Sikap’

NU Online  ·  Rabu, 1 Mei 2019 | 16:50 WIB

Jakarta, NU Online
Pengasuh Pesantren Dar Al-Qur’an Al-Islamy Tegal KH Abdullah Ubaid Mahfudz menilai, KH Abdullah Zein Salam (Mbah Dullah) Kajen-Pati lebih banyak mengajarkan sesuatu kepada santri-santri dengan teladan daripada dengan ucapan. Sehingga apa yang diajarkan Mbah Dullah selalu diingat santri-santrinya.

“Yang paling saya lihat selama tiga tahun mengaji kepada beliau (Mbah Dullah), saya mushafahah kepada beliau, itu saya melihat beliau tidak pernah mengatakan sesuatu. Jarang sekali dengan bahasa, tapi beliau menunjukkan dengan sikap, dengan perilaku beliau” kata Kiai Ubaid dalam acara Haul ke-18 KH Abdullah Zein Salam di Masjid PTIQ, Jakarta, Rabu (1/5).

Kiai Ubaid menambahkan, salah satu pengajaran Mbah Dullah melalui perilaku adalah istiqamah dalam berjamaah dan mengajar. Mbah Dullah selalu istiqamah menjadi imam shalat lima waktu dan tepat waktu dalam mengerjakannya. Hal itu dilakukan secara konsisten hingga akhir hayatnya.

“Beliau sangat (istiqamah), Dzuhur, Ashar, semua lima waktu shalat itu beliau (KH Abdullah Salam) mengimami. Itu istiqamahnya beliau,” jelas menantu Mbah Dullah ini. 

Saking istiqamahnya, lanjut Kiai Ubaid, para santrinya bertanya-tanya kapan kira-kira Mbah Dullah libur mengimami shalat dan mengajar ngaji. Ia kemudian menceritakan, suatu ketika ada seseorang yang melangsungkan akad nikahnya di kediaman Mbah Dullah. Kejadian itu membuat para santri berpikir bahwa besoknya ngaji akan libur.  

“Pada saat pelaksanaan akad itu, saya sebagai santri ‘Paling besok ngaji prei (libur)’. Ternyata begitu subuh, jamaah, langsung krek (suara pintu terbuka) pintunya. Begitu krek, yaudah harus ngaji. Itu keistiqamahannya Mbah Dullah dalam hal mengajar dan juga istiqamah dalam hal berjamaah. Itu sampai akhir hayat beliau,” jelasnya. (Muchlishon)