Daerah

Mengenal IAIMNU Metro, Perguruan Tinggi Favorit Warga NU Lampung

Sen, 1 Maret 2021 | 13:30 WIB

Mengenal IAIMNU Metro, Perguruan Tinggi Favorit Warga NU Lampung

Institut Agama Islam Maarif Nahdlatul Ulama (IAIMNU) Metro. (Foto: Istimewa)

Metro, NU Online
Berbicara tentang perguruan tinggi Nahdlatul Ulama di Lampung tidak akan bisa terlewatkan untuk menyebut Institut Agama Islam Ma'arif Nahdlatul Ulama (IAIMNU) Metro. Perguruan Tinggi milik NU ini menjadi satu di antara sekian banyak perguruan tinggi favorit warga NU Lampung untuk memperdalam berbagai bidang keilmuan, baik agama maupun umum.


Terletak di Jalan RA Kartini Purwosari Metro Utara, IAIMNU Metro memiliki tiga fakultas yakni Fakultas Syariah dan Ekonomi Syariah, Fakultas Tarbiyah, dan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah. Saat ini, perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan Ma’arif NU ini sudah memiliki satu program pascasarjana dengan jurusan Pendidikan Agama Islam.

 

 

Pada awalnya, IAIMNU Metro didirikan oleh beberapa tokoh Nahdlatul Ulama dengan nama Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah (STIS) Al-Asy’ari pada 27 April Tahun 1987. Kemudian lembaga ini diserahkan pada Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Lampung Tengah yang sekarang menjadi Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kota Metro dengan perubahan nama menjadi STIS Ma’arif Metro Lampung Tengah.


Pada 1996, perguruaan tinggi ini berganti nama menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ma’arif Metro Lampung berdasarkan Keputusan Menteri Agama No. 263 tahun 1996. Kemudian pada 2013, berdasar Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 3531 tahun 2013, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ma’arif Metro Lampung beralih status menjadi Institut Agama Islam Ma’arif NU (IAIMNU) Metro Lampung


Rektor IAIMNU Metro Dr Mispani mengatakan bahwa perguruan tinggi yang dipimpinnya berkomitmen untuk terus menjadi tempat pendidikan Islam yang berkualitas dalam keilmuan, berakhlak mulia, kompetitif, dan profesional belandaskan Islam Ahlusunnah waljamaah an-nahdliyah.


“IAIMNU Metro siap menjadi lembaga pendidikan yang unggul, kompetitif, profesional pada tingkat wilayah Sumatera dalam pengkajian dan pengembangan, pengintegrasian, dan penerapan keilmuan yang berlandaskan belandaskan Islam Ahlusunnah waljamaah an-nahdliyah,” kata Mispani.

 

 

Untuk mewujudkan integrasi antara ilmu yang berlandaskan Aswaja, saat ini IAIMNU Metro juga sudah memiliki Pondok Pesantren Mahasiswa Nahdlatul Ulama (PPMNU). Santri di pesantren ini merupakan mahasiswa yang memperdalam berbagai ilmu agama melalui kajian kitab kuning, alat, fiqih, ushul fiqih, tafsir yang memadukan sistem salaf dan modern.


“Pondok Pesantren Mahasiswa Nahdlatul Ulama ini juga menyelenggarakan program tahfidzul qur’an bagi mahasantrinya,” kata Agus Setiawan, Wakil Rektor I kepada NU Online, Senin (1/3).


Berbagai prestasi gemilang juga mampu diraih oleh IAIMNU Metro di antaranya berhasil menjadi kampus yang terhimpun dalam Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta atau (PTKIS) dan Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama atau PTNU pertama yang memiliki jurnal bimbingan dan konseling terakreditasi peringkat dua. Prestasi ini menunjukkan kualitas akademik PTNU, khususnya IAIMNU terus meningkat, terutama dalam bidang tata kelola jurnal ilmiah.


Jurnal ini bisa diakses dan dibaca pada laman Islamic Guidance and Counseling Journal dengan alamat: https://journal.iaimnumetrolampung.ac.id/index.php/igcj


Mahasiswi Institut Agama Islam Ma’arif NU (IAIMNU) Metro Lampung juga pernah mengharumkan lembaga ini setelah menjadi satu-satunya mahasiswa dari Sumatera yang berhasil lolos ke Muktamar Tafsir Nasional. Adalah Umi Kulsum, mahasiswi IAT (Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir) IAIMNU Metro Lampung yang berhasil lolos seleksi paper dengan judul Konstelasi Islam Wasatiyah dan Pancasila Serta Urgensi dalam Bernegera Perspektif Tafsir Maqasidi.


Untuk membantu pendidikan bagi yang terkendala biaya, Kampus hijau IAIM NU Metro juga menyediakan pelbagai program beasiswa untuk mereka. Beasiswa tersebut seperti beasiswa kurang mampu, beasiswa hafidz Al-Quran, beasiswa berprestasi, beasiswa LAZISNU, beasiswa Bidik Misi, dan beasiswa BAZNAS.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan