Daerah

Mengenal Tradisi Rasulan

NU Online  ·  Jumat, 22 Agustus 2014 | 20:15 WIB

Karanganyar, NU Online
Rasulan merupakan salah satu tradisi yang masih melekat pada masyarakat Mojogedang, Karanganyar. Tradisi ini biasa dilaksanakan setelah panen raya yang dilakukan para petani sebagai simbol syukur kepada Allah yang telah memberikan rezeki.
<>
Salah seorang warga setempat, Hidayat mengungkapkan tradisi ini disebut dengan Rasulan karena dalam acara ini sebagai simbol untuk selalu meneladani uswatun hasanah (teladan) kita, yaitu Nabi Muhammad sebagai rasul terakhir.

Tradisi ini disebut juga Bersih Dusun karena dalam upacara ini terdapat hal hal yang sangat berguna seperti kerja bakti, gotong royong, merapikan tempat-tempat umum, tempat makam, selamatan, kendurian.

Rangkaian kegiatn tersebut biasanya di lanjutkan dengan kirim doa kepada leluhur masyarakat tersebut, meminta kepada Allah SWT agar diberi kemakmuran, kesehatan, serta terhindar dari bencana.

“Tradisi Rasulan sendiri diawali dengan bersih dusun dengan gotong royong di lingkungan dusun, seperti jalan-jalan di kampung, pembuatan pagar di pinggir jalan, membersihkan makam, mebersihkan sungai dan lain sebagainya,” ungkapnya kepada NU Online, Jumat (22/8).

Kemudian mendekati puncak acara, digelar pula beberapa lomba, seperti lomba ngaji, cerdas cermat, shalawatan untuk anak-anak. Lomba sepak bola, panjat pinang, dan beberapa lomba dari cabang olah raga untuk para pemuda karang taruna. Serta beberapa macam lomba untu ibu-ibu.

“Untuk rasulan tahun ini, lomba di mulai tanggal 23-28 Agustus, sementara acara puncak akan digelar tanggal (29/8) dengan menghadirkan Kiai Ma’ruf Islamuddin, pengasuh Pesantren Walisongo Sragen beserta group rebananya untuk mengisi taushiah,”  jelas Hidayat.

Rasulan ini, selain sebagai wujud rasa syukur, dengan berbagai macam lomba maka dapat memupuk persaudaraan antarwarga. “Sementara dengan melakukan bersih desa, berarti kita selalu perduli dengan kelestarian dan kebersihan lingkungan sekitar,” pungkasnya. (Ahmad Rosyidi/Abdullah Alawi)