Daerah

Merasakan Geliat Malam Nisfu Sya'ban di Mimika, Papua

Rab, 31 Maret 2021 | 06:00 WIB

Merasakan Geliat Malam Nisfu Sya'ban di Mimika, Papua

Penampilan grup shalawat memperingati malam nisfu Sya'ban di Mimika, Papua. (Foto: NU Online/Pan)

Mimika, NU Online

Warga Nahdlatul Ulama dikenal sebagai pengamal agama Islam yang ‘basah’. Istilah ini muncul untuk membedakan dengan pengamal Islam yang lain yang dikatakan ‘kering’. Hal ini merujuk kepada banyak dan beragamnya kegiatan kegiatan keagamaan yang dilakukan warga NU dengan bertujuan meningkatkan nilai spiritualitas.

 

 

Makna basah dan kering ini berdimensi dua. Pertama makna lahir yang diwakili oleh adanya berbagai macam makanan yang tidak terpisahkan dengan makan bersama dalam satu nampan (mayoran atau kadum) dan sisa makanan yang dibawa pulang (berkatan).

 

Kedua, adalah makna batin. Yakni membersihkan hati dari penyakit hati dan mempertajam matahati sehingga mampu menangkap sinyal ilahi.

 

Dua dimensi ini terasa sangat cocok bagi warna NU Mimika, Papua yang kebanyakan pendatang dari luar. Sehingga berkumpul dan berdzikir menjadi sangat bermakna.

 

Pada Ahad (28/3) malam, Nahdliyyin Mimika secara serentak menggelar acara amalan malam nisfu Syakban 1442 H.

 

"Sebelum tampil shalawat, anak-anak kami ajak dulu membaca surat Yasin," kata Ustadz Hasan, Rabu (31/3). Dirinya adalah imam Masjid Nurul Hikmah di Pondok Pesantren Darussalam Mimika, Kampung Mwuare.

 

Sementara itu di Masjid Al-Iklas Kampung Kadun Jaya juga digelar malam nisfu Syakban.

 

"Sejak Jumat sudah saya sampaikan ke jamaah termasuk pramuria bahwa malam Nisfu Syakban diisi pembacaan surat Yasin sebanyak tiga kali dan shalat tasbih," kata Ustadz Wawan, imam masjid tersebut. 

 

Pada saat yang sama, sejumlah ibu jamaah masjid An-Nur Soponyono juga menggelar malam nisfu Sya’ban yang dipimpin imam Masjid An-Nur, Ustadz Syafiuddin.

 

Sejumlah ibu dari Majelis Taklim Muthmainnah Kelurahan Timika Jaya juga menggelar malam Nisfu Sya’ban. Acara  dipimpin Biyung, sebutan akrab jamaah kepada ketua majelisnya tersebut.

 

Tidak ketinggalan di mushala Al-Muhajirin, Kelurahan Timika Jaya juga menggelar pembacaan Yasin yang dipimpin Ustadz Subandi dan Ustadz Jazuli.  Semarak malam Nisfu Sya’ban juga terjadi di mushala Ar-Riyadoh Kampung Limau Asri SP5 dengan pembacaan Yasin dipimpin Ustadz Sunardi.

 

Makin jauh dari daerah perkotaan Timika makin kental amaliah NUnya. Hal ini terjadi Kampung Mulia Kencana SP7 dengan menggelar amalan nisfu Sya’ban dipimpin Ustadz Nasrul Wathon.

 

"Alhamdulillah jamaah kompak sehingga menu makan melimpah. Makan bersama terasa nikmat," terang Ustadz Syafiuddin, Ketua Takmir Masjid At-Taubah, Kampung Mulia Kencana SP7.

 

Di Kampung Wangirja SP9 juga digelar amalan nisfu Sya’ban di masjid Baitul Muhajirin. Acara dipimpun oleh Ust Ali Mustofa, sesepuh NU Kampung Wangirja

 

Di ujung barat Mimika, tepatnya Kampung Naena Muktipura digelar nisfu Sya’ban di tiga lokasi. Yakni masjid Muhajirin yang dipimpin Ustadz Jayadi, mushala An-Nida yang diimani Ustadz Muh Ridwan, dan mushala Nurul Ulum. 

 

"Kita sudah sepakat untuk mengisi nisfu Sya’ban dengan kegiatan gabungan maupun sendiri-sendiri, "terang Ustadz Asyari. Dia memimpin acara di mushala Nurul Ulum dan sesepuh NU Naena Muktipura ini.

 

"Alhamdulillah, ajakan kami agar semua jamaah istighotsah An-Nahdliyah yang lokasi masjid atau mushalanya menggelar rutinan istighatsah, mengisi amaliah nisfu Sya’ban disambut dengan baik. Setidaknya ada 13 titik yang menggelar secara bersamaan," terang Ustadz Sugiarso, Ketua Jamaah Istighatsah An-Nahdliyyah Mimika. 

 

Malam nisfu Sya’ban juga diisi dengan shalawat bakda isya. Jamaah diminta tuan rumah untuk melaksanakan yasinan dulu, dan tampil setelah isya. Hal itu sebagaimana disampaikan Ustadz Muhtadin sebagai salah satu pelatih dan koordinator Ahbabul Musthofa Mimika (AMM). Keberadaannya sebagai wadah penggemar shalawat Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf Solo.

 

"Berkah shalawatan, berkatan dari tuan rumah pun bisa dibawa pulang membawa manfaat," pungkas Ustadz Hasyim, pembina AMM.

 

Editor: Ibnu Nawawi