MI Plus Sullam Taufiq Tradisikan Hafalan Al-Quran-Hadits dan Praktik Ibadah Harian
NU Online · Sabtu, 7 Oktober 2017 | 06:04 WIB
Sebagai implementasi penguatan pendidikan karakter, MI Plus Sullam Taufiq Kajen Kabupaten Pekalongan menggalakkan budaya madrasah.
Secara konseptual, budaya madrasah merupakan suatu sistem nilai, kepercayaan, keyakinan, kredo, dan norma-norma keberagamaan yang diterima secara menyeluruh, mulai dari kepala madrasah, pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, serta dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan penerimaan serta konsistensi sebagai perilaku alami, yang dibentuk oleh miliu yang menciptakan pemahaman yang sama di antara seluruh unsur dan personil madrasah, dan jika perlu membentuk opini masyarakat yang sama dengan madrasah.
Demikian disampaikan Kepala MI Plus Sullam Taufiq Syaikhul Alim di sela-sela penerimaan rapor hasil Ulangan Tengah Semester I Jumat (6/10).
Syaikhul Alim menjelaskan, budaya madrasah yang kami terapkan ini merupakan sebuah konsep pendidikan nilai guna membangun karakter peserta didik dan segenap civitas madrasah yang bersifat komprehensif.
Dalam perwujudannya terdapat pemberian teladan dan penyiapan peserta didik agar dapat mandiri dengan mengajarkan dan memfasilitasi pembuatan-pembuatan keputusan moral secara bertanggung jawab dan keterampilan hidup yang lain.
Budaya madrasah ini diwujudkan dalam bentuk program unggulan berupa keterpaduan antara pendidikan agama dan umum.
"Peserta didik di MI Plus Sullam Taufiq Kajen di samping mengikuti pendidikan formal melalui kegiatan intra dan ekstrakurikuler madrasah, pembelajaran juga dipadukan dengan kegiatan di TPQ dengan fokus muatan keagamaan seperti tahsin dan tahfidz Al-Quran dan hadits serta praktik doa dan ibadah," terangnya.
Implementasi lainnya diterapkan melalui pembiasaan karakter positif seperti rajin ibadah seperti shalat dhuha dan shalat zhuhur berjamaah, cinta kebersihan dan lingkungan, sikap disiplin, jujur dan tanggung jawab, saling menghargai dan toleransi, sopan santun dan tatakrama serta dibangun nilai-nilai kebersamaan dan kompetisi yang sehat dan bersahabat guna mewujudkan komunitas pembelajar.
"Pembiasaan karakter positif ini juga didorong dan dibangun melalui pemberian keteladanan terutama dari pendidik dan tenaga kependidikan. Jadi budaya madrasah tidak hanya ditujukan untuk peserta didik tetapi juga untuk guru dan tenaga kependidikan. Kami berprinsip keteladanan adalah metode yang paling efektif dan ampuh membangun karakter," tambahnya.
"Harapan kami, melalui penerapan budaya madrasah ini dapat terbentuk peserta didik sebagai generasi penerus yang berkarakter atau berakhlaqul karimah dan memiliki kecerdasan majemuk baik intelektual, emosional maupun spiritualnya," pungkasnya. (Red Alhafiz K)
Terpopuler
1
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
2
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
3
Jumlah Santri Menurun: Alarm Pudarnya Pesona Pesantren?
4
Kantor Bupati Pati Dipenuhi 14 Ribu Kardus Air Mineral, Demo Tak Ditunggangi Pihak Manapun
5
Nusron Wahid Klarifikasi soal Isu Kepemilikan Tanah, Petani Desak Pemerintah Laksanakan Reforma Agraria
6
Badai Perlawanan Rakyat Pati
Terkini
Lihat Semua