Mustasyar NU Bondowoso Ingatkan Makna Fatwa Rais Akbar
NU Online · Jumat, 26 Oktober 2018 | 09:30 WIB
Bondowoso, NU Online
Atas kiprah yang didermabaktikan santri sejak dulu, maka pemerintah akhirnya mengakui serta menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri. Hendaknya hal tersebut tidak berhenti pada pengakuan, namun dapat mengisinya dengan kiprah terbaik santri zaman ini.
Pandangan ini disampaikan H Amin Said Husni pada orasi Haul Muassis Nahdlatul Ulama dan Para Pahlawan di kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Bondowoso, Jawa Timur, Kamis (25/10) malam.
“Alhamdulillah perjuangan kaum santri, masyayikh, ulama terutama dari Nahdlatul Ulama akhirnya memperoleh pengakuan secara resmi dari negara dan dinyatakan sebagai hari santri,” kata Mustasyar PCNU Bondowoso ini.
Dalam pandangan mantan Bupati Bondowoso dua periode tersebut, apa yang telah dirintis dan dilakukan para muassis dan ulama serta santri dapat dijadikan semangat serta diambil inspirasi. “Karena dari sejumnlah peristiwa bersejarah yang sangat menentukan keberlangsungan eksistensi negara tersebut, kemudian kita bisa menghuni Indonesia sampai sekarang,” katanya.
Dapat dibayangkan, kalau saja tidak ada fatwa Hadratus Syaikh sekaligus Rais Akbar KH M Hasyim Asy'ari ketika itu, maka tidak akan ada perlawanan masif dari masyarakat Indonesia utamanya di Jawa Timur.
“Dan kalau tidak ada perlawan rakyat yang bersifat masif seperti itu, maka penjajahan akan terus berlangsung di Indonesia, dan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus akan kehilangan makna,” jelasnya. Dan kalau itu yang terjadi, maka tidak dapat diketahui kapan Indonesia akan merdeka dalam pengertian yang sesungguhnya, lanjutnya.
Menurut Ketua Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Jawa Timur ini, di sinilah letak strategis dan makna yang sangat mendalam dari fatwa Hadratus Syaikh KH M Hasyim Asy'ari.
Karena dari fatwa tersebut wajib hukumnya bagi umat Islam yang sudah akil balig untuk ikut berjuang mempertahankan kemerdekan Indonesia dari serangan kolonial Belanda. “Khususnya agresi Sekutu yang kemudian mengobarkan semangat Arek-arek Suroboyo dengan takbir oleh Bung Tomo waktu itu,” ungkapnya.
Kegiatan diawali pembacaan istighotsah dan tahlil. Kemudian pemberian hadiah lomba toilet bersih dan sanitasi sehat untuk para pemenang bagi sejumlah pesantren.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut di antaranya, Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin, PCNU , Forkopimda, Majelis Wakil Cabang NU, lembaga, Banom dan ranting se-Kabupaten Bondowoso. (Ade Nurwahyudi/Ibnu Nawawi)
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua