Daerah

Ngaji Kitab Kuning Ramadhanan Dipancarkan di Radio

Sen, 24 Oktober 2005 | 03:27 WIB

Tulungagung, NU Online
Santriwati-santriwati cilik terlihat sibuk membenahi mukena yang akan digunakan jamaah sholat dhuhur berjamaah. Sesekali, beberapa ustadz dengan telaten membantu merapikan rukuh. Setelah shof terlihat sempurna, seorang ustadz  tampil sebagai imam sholat. Santriwati-santriwati cilik dengan khusuk menjadi makmum. Di tengah suasana khusuk itu, sesekali bola mata beberapa santriwati cilik itu terlihat celingukan memandangi orang-orang  yang sedang lewat.

Praktek ibadah yang dilakukan para santriwati cilik itu seakan menghidupkan suasana pondok putri Sunan Giri di kompleks Ponpes Hidayatul Mubtadi’ien yang berlokasi di Desa/Kecamatan Ngunut, Tulungagung, Jatim. Maklum, siang itu, suasana Ponpes memang lagi sepi. Ratusan santriwati yang muqim di Ponpes itu sedang memasuki jam istirahat setelah sebelumnya sejak pagi mengikuti pengajian rutin mengaji kitab kuning.

<>

“Aktifitas pondok memang lagi memasuki jam istirahat. Pengajian kitab akan dimulai lagi nanti sekira jam 13.15 WIB,” ujar Muhimatul Ulya, Kepala Asrama Pondok Putri Sunan Giri Ponpes Hidayatul Mubtadi’ien.

Rupanya, jam istirahat ini benar-benar dimanfaatkan para santriwati penghuni Pondok Putri Sunan Giri. Nyatanya, halaman pondok yang menghampar luas nyaris tak terlihat para santriwati berlalu lalang. Di serambi kamar-kamar pondok juga tak bermunculan santriwati yang menenteng kitab. Tak terlihat pula santriwati berseliweran keluar masuk ‘gothakan’ kamar sekedar untuk mengusir  panasnya suhu udara di siang bulan Ramadhan.

“Sebenarnya, sejak memasuki Ramadhan lalu, aktifitas pondok cukup padat. Kegiatannya, antara lain, mengaji kitab secara klasikal maupun sorokan Al Quran secara individual,” ungkap Muhimatul Ulya dibenarkan dua santri laki-laki yang juga menjadi pengurus pondok.

Ponpes Hidayatul Mubtadi’ien Ngunut termasuk satu diantara Ponpes yang cukup punya nama di Kabupaten Tulungagung. Ponpes ini dulunya diasuh KH Ali Sodiq Umman yang kini sudah wafat. Sekarang, pengasuh Ponpes diteruskan putranya, Gus Adib Minanurrohman Ali. Selain memiliki ratusan santri putra, Ponpes ini juga jadi pusat mengaji para santri putri dari berbagai pelosok.

Santri putri Ponpes Hidayatul Mubtadi’ien bermukim di Pondok Putri Sunan Giri. Lokasi pondok putri terpisah dengan pondok putra. Saat ini, Pondok Putri Sunan Giri menampung santriwati muqim sebanyak 161 orang. “Sehari-hari, para santri putri ini tinggal di asrama pondok Putri Sunan Giri,” kata Muhimatul Ulya yang juga tercatat sebagai santriwati senior ini..

Seperti Ponpes-Ponpes lain, memasuki Ramadhan, Ponpes ini juga ‘desrbu’ santriwati yang ingtin mengikuti ‘posoan’. ‘’Pada Ramadhan tahun ini, ada sekitar 90 orang santriwati yang mengikuti kegiatan posoan. Biasanya, mereka akan pulang menjelang lebaran nanti,’’ ujar Muhimatul Ulya.

Lalu, apa aktifitas utama para santriwati selama Ramadhan? “Usai sholat subuh,  jadualnya, para santriwati mengikuti pengajian kitab kuning. Pengajian kitab ini diberikan secara klasikal. Artinya, pengajian kitab diikuti oleh semua santriwati,” kata Muhimatul Ulya.

Kitab yang dikaji selama Ramadhan, juga beraneka ragam. Diantaranya, kitab Akhlaqussalaf, Manakib Syafii, Bahjatul Waso’ dan kitab-kitab kuning lainnya. “Secara klasikal, semua santri mengikuti pengajian kitab,” papar santriwati yang sudah hampir sepuluh tahun mondok di Ponpes Putri Sunan Giri itu.

Selain pengajian kitab, para santriwati juga melakukan sorokan Al Qur’an. Yaitu,  mengaji Al Qur’an dihadapan para santriwati senior yang memiliki kemampuan di bidang mengaji Al Quran. “Biasanya, ngaji sorokan ini dilakukan ba’da subuh,” ujar Muhimatul Ulya.

Pengajian kitab di Ponpes Hidayatul Mubtadi’ien juga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Kecamatan Ngunut dan sekitarnya. Sebab, sejak dulu, pengajian kitab di Ponpes Hidayatul Mubtadi’ien Ngunut  selalu dipancarluaskan melalui saluran radio FM yang dirancang para santri. Sehingga, kaum muslimin di wilayah Ngunut bisa mengaji kitab cukup mendengarkan lewat saluran FM di rumah masing-masing tanpa harus ke mendatangi Ponpes.

“Sejak dulu, pengajian kitab di sini dipancarluaskan lewat saluran radio FM. Sehingga, umat di luar pondok bisa menyimak pengajian kitab dari rumah masing-masing,” kata seorang santri senior pengurus Pondok yang mengaku asal Rembang, Jateng.

Aktifitas sehari-hari para santriwati Pondok Putri Sunan Giri ternyata tak hanya mengaji kitab. Di Ponpes ini sekarang juga berdiri lembaga pendidikan setingkat taman kanak-kanak dan sekolah dasar yang dikelola para santriwati dan pengurus Ponpes.  “Pondok Putri Sunan Giri juga mengelola lembaga pendidikan taman kanak-kanak dan sekolah dasar,” kata beberapa pengurus Ponpes.

Kontributor Tulungagung : Muhibuddin