Daerah TRADISI RAMADHAN

Nikmatnya Segelas Kopi Usai Shalat Tarawih

Sen, 6 Juni 2016 | 18:00 WIB

Solo, NU Online
Menikmati suasana Ramadhan di Kota Solo memberikan pengalaman yang berbeda dengan kota maupun daerah lainnya. Meski kota ini bukan termasuk "kota santri", namun di beberapa sudut kota masih dapat kita jumpai beberapa aktivitas serta tradisi keagamaan yang diadakan selama bulan puasa.

Di beberapa titik kota, seperti daerah Mangkuyudan, Kauman, Jayengan, Pasar Kliwon dan lainnya dapat kita temukan beberapa kekhasan seperti tradisi pembuatan bubur samin, malem selikuran, grebeg poso, dan lain sebagainya.

Pada momentum malam pertama Ramadlan di Kota Bengawan, Redaktur NU Online memilih tujuan awal di daerah Pasar Kliwon, tepatnya di Masjid Jami’ As-Segaf untuk melaksanakan shalat isya dan tarawih.

Salah satu jamaah yang kami temui, Danang Pramudya, warga Sangkrah Pasar Kliwon, mengaku memilih shalat di Masjid As-Segaf, disamping rakaat tarawihnya berjumlah 20, juga waktu pelaksanaannya yang cukup longgar.

“Jadi setelah selesai berbuka dan habis shalat maghrib, tidak langsung terburu-buru pergi ke masjid untuk shalat tarawih,” ungkap dia

Sekitar pukul 19.00 WIB, adzan berkumandang dari menara Masjid As-Segaf. Jamaah pun mulai berdatangan. Namun, waktu pelaksanaan Shalat Isya baru dimulai sejam setelahnya atau sekitar pukul 20.00 WIB. Sembari menunggu waktu iqamah, dibaca ratibul haddad secara berjamaah.

Lanjut Ngopi
Waktu tepat menunjukkan pukul 20.00. Iqamah pun dikumandangkan. Ruangan masjid hingga lantai dua penuh sesak dengan jamaah. Shalat Isya berakhir dengan pembacaan wirid dan doa.

Sang bilal kemudian megumandangkan seruan: Shollu sunnata at-tarawih....! para jamaah bergegas berdiri untuk mengikuti shalat tarawih yang dipimpin Habib Jamal bin Abdul Qadir As-Segaf.

Setelah seluruh rangkaian shalat tarawih dan witir dilaksanakan, masih dalam keadaan duduk di tempat para jamaah disuguhi segelas kopi rempah, dan kurma dengan diiringi alunan qasidah.

Kebetulan pada malam itu, qasidah dilantunkan oleh Habib Syech dengan penuh haru dan kegembiraan : Marhaban Ya Ramadhan/ Marhaban Syahrus Shiyam/ Marhaban Ya Ramadhan / Marhaban Syahrul Qiyam// Marhaban Ya Ramadhan/ Marhaban Syahrul Qur’an/ Marhaban Ya Ramadhan / Marhaban Syahrul Ghufran//.

(Ajie Najmuddin/Zunus)